Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketakutan Terus Melajang, Mungkin Anda Mengidap Fobia Ini

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita jomblo. shutterstock.com
Ilustrasi wanita jomblo. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anuptafobia adalah kondisi orang mengalami kecemasan dan rasa takut melajang. Fobia ini merupakan lawan dari gamofobia atau takut pada pernikahan.

Banyak hal yang memicu fobia ini, salah satunya faktor trauma. Bagi pengidap anuptafobia, kehidupan lajang dinilai sebagai hukuman yang memberatkan sehingga menghadirkan rasa cemas, ketakutan, dan kepanikan yang berlebih.

Penderita anuptafobia mungkin secara tidak rasional takut menjadi lajang selama sisa hidup atau mati tua dan sendirian. Ketakutan seperti itu sangat tidak berhubungan dengan kenyataan karena tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. Bukan tanpa alasan, penyebab utamanya adalah ketakutan akan rasa sepi.

Orang yang memiliki rasa trauma sendiri akan lebih rentan terkena disfungsi hubungan. Tidak ada penyebab pasti anuptafobia. Namun, genetika dan lingkungan mungkin berperan sangat penting dalam perkembangan gangguan mental ini. Orang yang memiliki riwayat keluarga penyakit mental, terutama gangguan kecemasan dan fobia, mungkin memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan anuptafobia, mungkin karena memiliki peluang yang lebih besar untuk secara genetik cenderung mengembangkan penyakit mental.

Peneliti senior di Kinsey Institute di Universitas Indiana dan kepala penasihat ilmiah untuk situs kencan Match.com, mengatakan jam biologis adalah kekuatan pendorong dari perspektif evolusi.

“Kita adalah makhluk yang diciptakan berpasangan sehingga banyak alasan untuk percaya orang-orang di usia matang reproduksi akan sangat cemas jika sendirian,” kata Fisher.

Sebuah studi pada 2016 di Journal of Personality, yang diikuti peserta sebelum dan sesudah putus cinta, menemukan ketakutan melajang itu meningkat setelah seseorang putus cinta. Penelitian telah mencatat lajang dianggap oleh masyarakat sebagai keadaan defisit yang biasanya dinilai sebagai kurangnya kemampuan dalam membina hubungan, jelas Stephanie Spielmann, asisten profesor psikologi di Universitas Negeri Wayne di Detroit, Amerika Serikat, yang telah mempelajari rasa takut melajang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala anuptafobia biasanya masuk ke dalam kecemasan ekstrem, ketakutan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepanikan, sesak napas, napas berlangsung cepat, detak jantung tidak teratur, berkeringat, keringat berlebih, mual, dan mulut kering. Selain itu, ketidakmampuan mengartikulasikan kata-kata atau kalimat serta mulut kering dan gemetar adalah tanda-tanda dari kepanikan ekstrem lain.

Perawatan pengidap anuptafobia
Tidak ada pengobatan yang dirancang khusus untuk anuptafobia. Namun, terapi bicara, terapi pemaparan, dan/atau obat antikecemasan mungkin dapat secara signifikan membantu mengurangi gejala yang terkait dengan kondisi ini. Terapi bicara mungkin merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mengobati anuptafobia karena terapis dapat membantu pasien menjadi lebih sadar akan kesalahan dalam pola berpikir. Selain mempelajari keterampilan penyesuaian yang baru dan efektif ketika gejalanya memburuk, cara ini mungkin sangat menguntungkan bagi yang sangat takut melajang.

Terapi pemaparan adalah bentuk terapi lain yang sangat umum dan efektif untuk penderita fobia dan ini mungkin juga berlaku bagi anuptafobia. Seperti namanya, terapis akan membantu mengekspos pasien pada ketakutan mereka dengan perlahan-lahan dari waktu ke waktu.

Secara teoritis, semakin banyak pasien terpapar ketakutan, semakin sedikit ketakutan yang mengganggu. Karena banyaknya kecemasan yang terlibat dengan bentuk terapi ini, sangat penting untuk melakukannya oleh terapis profesional yang berpengalaman.

Baca juga: Ketahui Beda Takut dengan Fobia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

8 hari lalu

Ilustrasi wanita meminta maaf pada kekasih/pacar/pasangan. shutterstock.com
Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.


Apa itu Black Day yang Diperingati Setiap 14 April di Korea Selatan

9 hari lalu

Ilustrasi wanita lajang. shutterstock.com
Apa itu Black Day yang Diperingati Setiap 14 April di Korea Selatan

Black day adalah hari yang didedikasikan untuk para jomblo di Korea Selatan.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

26 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

26 hari lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?


Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

27 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.


Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

31 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

Penelitian menemukan orang yang melajang atau tak punya pasangan lebih tua secara biologis dan kemungkinan kematian karena berbagai penyebab.


Prioritaskan Karir, Populasi Lajang di Cina 239 Juta Jiwa

47 hari lalu

Seorang wanita memegang akta nikahnya saat pasangan berpartisipasi dalam pernikahan massal yang dipentaskan, yang diselenggarakan sebagai bagian dari acara perjodohan untuk menginspirasi para lajang untuk menikah, di daerah pinggiran kota Shanghai, 18 Mei 2013. REUTERS/Carlos Barria
Prioritaskan Karir, Populasi Lajang di Cina 239 Juta Jiwa

Perempuan di Cina enggan menikah karena khawatir akan menghambat perkembangan karir dan tak siap dengan beban anak.


Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Kian Hari Kian Waswas dan Trauma

47 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (kiri) didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Kian Hari Kian Waswas dan Trauma

Amanda Manthovani, pengacara dua korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan Rektor Universitas Pancasila nonaktif ungkap kondisi kliennya.


Korban Kekerasan Seksual Alami Trauma Bila Melihat Kampus Universitas Pancasila

53 hari lalu

Poster penolakan rektor yang diduga melakukan tindakan pencabulan di Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Korban Kekerasan Seksual Alami Trauma Bila Melihat Kampus Universitas Pancasila

RZ, 42 tahun korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan Rektor Universitas Pancasila mengaku alami trauma dan lebih menutup diri.


5 Cara Mengatasi Trauma Anak Korban Bullying

22 Februari 2024

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
5 Cara Mengatasi Trauma Anak Korban Bullying

Kasus bullying atau perundungan di sekolah masih kerap terjadi. Belakangan geger kasus bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan, Banten.