TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak jenis diet yang bisa dicoba untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan. Di antaranya, puasa intermiten, diet rendah lemak, sampai diet rendah karbohidrat.
Merangkum penjelasan medis Helthline di akun healthline.com, berikut empat jenis diet dan penjelasan manfaatnya:
1. Puasa intermiten
Puasa intermiten merupakan diet dengan siklus makan dan puasa. Ini termasuk metode 16/8 yang melibatkan pembatasan asupan kalori hingga 8 jam per hari, dan metode 5:2, yang membatasi asupan kalori harian hingga 500 sampai 600 kalori, dua kali per minggu.
Diet intermiten bekerja dengan membatasi waktu makan, yang merupakan cara sederhana untuk mengurangi asupan kalori. Metode ini dapat membuat penurunan berat badan, kecuali jika seseorang melakukannya dengan makan terlalu banyak.
Dalam tinjauan studi, puasa intermiten terbukti menyebabkan penurunan berat badan 3 sampai 8 persen selama 3 sampai 24 minggu, yang merupakan persentase yang jauh lebih besar daripada metode lain. Bahkan, puasa intermiten telah dikaitkan dengan efek anti-penuaan, peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan kesehatan otak, pengurangan peradangan, dan banyak manfaat lainnya.
2. Pola makan nabati
Vegetarisme dan veganisme merupakan diet penurunan berat badan dengan membatasi konsumsi produk hewani karena alasan kesehatan, etika, dan lingkungan. Cara kerjanya: menghilangkan semua daging, unggas, dan ikan, beberapa vegetarian mungkin juga menghindari telur dan produk susu.
Penelitian menunjukkan, pola makan nabati efektif menurunkan berat badan. Dalam sebuah tinjauan dari 12 studi termasuk 1.151 peserta menemukan bahwa orang-orang dengan pola makan nabati kehilangan rata-rata 4,4 2 kg berat badan, lebih banyak daripada mereka yang memasukkan produk hewani dalam dietnya.
Pola makan nabati atau diet nabati juga telah dikaitkan dengan banyak manfaat lain, seperti penurunan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung, kanker tertentu, dan diabetes. Mereka juga lebih ramah lingkungan daripada diet berbasis daging.
3. Diet rendah karbohidrat
Diet rendah karbohidrat menjadi salah satu diet paling populer untuk menurunkan berat badan. Beberapa variasi diet ini termasuk diet atkins, diet ketogenik (keto), dan diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak (LCHF).
Diet rendah karbohidrat bekerja dengan membatasi asupan karbohidrat, dan lebih mengutamakan konsumsi protein. Karena protein membantu menahan nafsu makan, meningkatkan metabolisme, dan menghemat massa otot.
Banyak penelitian menunjukkan, diet rendah karbohidrat dapat membantu penurunan berat badan dan mungkin lebih efektif daripada diet rendah lemak konvensional. Manfaat lain, diet rendah karbohidrat dapat mengurangi faktor risiko penyakit jantung, termasuk kolesterol tinggi, tingkat tekanan darah, dan meningkatkan kadar gula darah dan insulin pada orang dengan diabetes tipe 2.
4. Diet rendah lemak
Seperti diet rendah karbohidrat, diet rendah lemak telah populer selama beberapa dekade. Secara umum, diet rendah lemak melibatkan pembatasan asupan lemak hingga 30 persen dari kalori harian.
Analisis terhadap 33 penelitian termasuk lebih dari 73.500 peserta menemukan, mengikuti diet makanan rendah lemak menyebabkan perubahan kecil namun relevan pada berat badan dan lingkar pinggang. Bahkan, diet rendah lemak telah terbukti berhasil, terutama bagi orang-orang dengan obesitas. Misalnya, sebuah studi 8 minggu pada 56 peserta menemukan, makan makanan yang mengandung 7 sampai 14 persen lemak menyebabkan penurunan berat badan rata-rata 6,7 kg.
Diet makanan rendah lemak juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, mengurangi peradangan dan meningkatkan penanda diabetes.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Jenis Diet yang Tepat untuk Wanita Berdasarkan Usia dari Remaja Hingga Lansia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.