TEMPO.CO, Jakarta - Mikroplastik adalah bentuk plastik yang memiliki ukuran kurang dari setengah centimeter dan bisa terkandung di udara yang dihirup sehari-hari. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Reza Cordova, menyampaikan temuan mikroplastik sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama jika terhirup oleh sistem pernapasan.
"Kalau ada mikroplastik, kemudian secara tidak sengaja kita hirup, secara tidak langsung kita memasukkan racun, baik itu plastik sendiri, bahan aditifnya, atau bahan campuran dari polutan lain ke dalam tubuh," kata Reza.
Reza menjelaskan plastik itu bersifat unik, sehingga menjadi tempat menempel bagi bahan polutan yang lain. Menurutnya, ketika plastik masuk ke dalam organ tubuh yang ternyata ditempeli oleh bahan polutan yang lain dan ikatan itu tidak lepas maka berpotensi meninggalkan luka di dalam tubuh.
“Lalu, kalau nanti bisa menjadi tempat masuknya polutan ke dalam tubuh, secara tidak langsung kita bisa bilang plastik ini media pembawa polutan yang lain dan mempercepat kemungkinan polutan yang lain masuk ke tubuh menjadi lebih cepat,” ungkapnya.
Mikroplastik ini akan menjadi sumber pencemaran baru, baik yang ada di udara, air, dan darat sehingga dapat berbahaya, terutama bagi kehidupan manusia.
“Itu jadi satu problematika tersendiri dan yang perlu kita perhatikan supaya tidak mengganggu kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Meski demikian, Reza mengatakan hingga kini hasil penelitian yang ditemukan baru dapat mengetahui dampak langsung dari mikroplastik. Sedangkan untuk dampak tidak langsungnya masih perlu kajian lebih lanjut. Artinya, masih banyak hal yang belum diketahui secara pasti mengenai dampak lain yang mungkin muncul dari kandungan mikroplastik di udara.
“Saat ini, yang harus kita lakukan mungkin memberikan saran kepada pemerintah, ini lho sebenarnya yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: Waspadai Mikroplastik pada Air Minum Galon Sekali Pakai