Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Deteksi Dini Penyakit sejak Umur 15 Tahun

Reporter

image-gnews
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Elvieda Sariwati, menyarankan orang berusia 15 tahun mulai melakukan skrining kesehatan secara rutin. Skrining ini bisa menjadi upaya deteksi dini berbagai penyakit tidak menular (PTM), termasuk gangguan ginjal yang bisa berujung gagal ginjal bila terlambat ditemukan dan tak mendapatkan penanganan tepat.

"Deteksi dini mulai usia 15 tahun. Deteksi dini di masyarakat melalui kegiatan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu). Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit risiko dari penyakit ginjal kronis, antara lain hipertensi, diabetes, dan obesitas," kata Elvieda.

Skrining mencakup wawancara terkait faktor risiko penyakit tidak menular pada diri dan keluarga, pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut untuk mengetahui indeks massa tubuh (IMT) dan ada tidaknya kencenderungan ke arah obesitas sentral, pemeriksaan gula darah, dan tekanan darah. Selanjutnya akan ada identifikasi faktor risiko penyakit tidak menular, pemberian edukasi, serta tindak lanjut berupa rujukan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) jika ditemukan indikasi faktor risiko.

"Jadi bisa dideteksi dari awal. Pemeriksaan dini untuk yang sehat minimal setahun sekali," tutur Elvieda.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan saat ini melakukan transformasi kesehatan, yang salah satu pilarnya meningkatkan layanan kesehatan primer dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Populasi yang disasar adalah yang sehat dan berisiko. Pada yang sehat, yakni belum memiliki gejala penyakit, dilakukan upaya promosi kesehatan agar tetap sehat dan tidak masuk dalam kategori populasi berisiko.

Sementara pada pada populasi yang sudah berisiko dilakukan pencegahan primer melalui deteksi dini, baik itu faktor risiko maupun penyakit, sehingga diharapkan penyakit dapat ditanggulangi. Pada para pengidap penyakit, diupayakan agar bisa diobati supaya tidak menjadi lebih berat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Penyakit yang mendasari penyakit ginjal kronis yakni hipertensi dan diabetes. Pelayanan kesehatan bagi pasien hipertensi dan diabetes, yang di dalamnya juga mulai dari deteksi dini sampai pengendaliannya, supaya pasien aktif berobat agar terkendali tekanan darah dan gula darahnya sehingga tidak masuk ke komplikasi," ujar Elvieda, yang menargetkan pemerintah daerah bisa melakukan pelayanan ini 100 persen.

Selain skrining kesehatan, dia juga menyarakan masyarakat melakukan pola hidup sehat agar tak terkena penyakit tidak menular, termasuk penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, dan obesitas, antara lain dengan diet dengan gizi seimbang untuk menurunkan risiko, melakukan aktivitas fisik dengan aman, tidak merokok dan minum alkohol.

Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan terkait penyakit tidak menular. Angka penyakit ini sejak 2010 mulai meningkat, antara lain akibat pola asuh, pola gerak, dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula, dan tinggi lemak. Demikian diungkapkan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Imran Agus Nurali, Sp. KO.

Menurut Imran, perilaku ini juga diikuti dengan gaya hidup sedenter, memilih makanan siap saji, kurang aktivitas fisik, stres, dan kurang istirahat sehingga memicu timbulnya hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, penyakit jantung, dan kolesterol tinggi.

Baca juga: Perlunya Deteksi Dini untuk Cegah Demensia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

19 menit lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

4 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

1 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

2 hari lalu

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno. ANTARA/HO-Kemenag
Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Masyarakat Diimbau Skrining Penyakit Tidak Menular setelah Lebaran

3 hari lalu

Ilustrasi pemudik di stasiun Gambir. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Masyarakat Diimbau Skrining Penyakit Tidak Menular setelah Lebaran

Skrining penyakit tidak menular diperlukan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular setelah Lebaran.


Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi makanan manis (pixabay.com)
Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

6 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

9 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

13 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W'
Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.