TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang umumnya mengidamkan kulit yang halus dan bersih. Namun, adanya bulu halus pada permukaan kulit tubuh dirasa mengganggu penampilan. Maka, tak jarang kaum perempuan memilih cara untuk menghilangkannya dengan cara waxing, padahal bulu halus berfungsi untuk menjaga suhu tubuh dan menandakan daya tahan tubuh yang lebih kuat.
Tren melakukan waxing atau menghilangkan bulu tubuh menggunakan bahan perekat kuat seperti lilin dan lelehan gula semakin marak. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan waxing demi mempercantik penampilan, kenali risiko waxing bagi kesehatan kulit berikut ini.
- Terasa Sakit
Semua jenis waxing menimbulkan rasa sakit pada kulit. Hal ini terjadi karena lemaran strip yang dioles dengan liilin atau perekat lain dicabut secara cepat. Rasa sakit akan bervariasi tergantung pada sensitivitas kulit masing-masing orang.
- Menimbulkan Infeksi
Melansir dari Healthline, jika proses waxing terlalu sering dilakukan, maka risiko seseorang mengalamim iritasi jauh lebih besar. Hal ini dikarenakan bahan kimia yang terkandung dalam wax akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Rambut tubuh yang dibuang menyebabkan zat asing mudah masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori yang terbuka.
- Timbul Kemerahan dan Iritasi
Waxing dapat menimbulkan kemerahan dan iritasi. Kulit yang usai di waxing cenderung berwarna merah muda atau merah dan lebih sensitif terhadap sentuhan. Untuk menghindari terjadi iritasi yang berkepanjangan, kompres permukaan kulit dengan air dingin.
- Rambut Tumbuh ke Dalam
Baca Juga:
Mengutip laman WebMD, rambut yang tumbuh ke dalam sering terjadi ketika seseorang melakukan waxing. Hal itu terjadi karena pertumbuhan rambut abnormal. Rambut yang tumbuh tidak lurus menembus permukaan kulit, tetapi justru melingkar dan kembali lagi ke bawah kulit. Seringkali kondisi tersebut menyebabkan munculnya benjolan merah kecil dan meradang.
- Folikulitis
Folikulitis adalah kondisi kulit yang diakibatkan karena folikel atau kantung tumbuhnya rambut meradang. Kondisi ini berasal dari infeksi bakteri atau jamur. Salah satu yang paling umum yaitu infeksi bakteri Pseudomonas Aeruginosa. Ciri-cirinya, muncul benjolan merah kecil pada permukaan kulit. Jika tidak segera diobati maka benjolan ini bisa dengan mudah terpapar bakteri. Risiko ini terjadi apabila proses waxing tidak dilakukan dengan menjaga kebersihan tempat, peralatan, dan bahan yang digunakan untuk waxing.
Melansir Cleveland Clinic, jika Anda tetap ingin melakukan waxing namun menghindari risiko yang timbul, gunakan produk pelembap untuk mengurangi efek iritasi kulit. Waxing membutuhkan keterampilan, jadi, pergi ke salon atau meminta seseorang yang lebih berpengalaman untuk mengajarkan Anda cara yang tepat bisa Anda lakukan terlebih dahulu. Untuk mengetahui apakah jenis kulit Anda sehat dan tidak sensitif, berkonsultasi dengan ahli lebih direkomendasikan.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Jangan Waxing Bulu Hidung, Pilih Sedap Dipandang Lalu Radang atau Biarkan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.