TEMPO.CO, Jakarta - Systemic lupus erytematosus (SLE) atau yang dikenal dengan nama Lupus adalah sejenis penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh atau penyakit autoimun. Penyakit ini banyak menyerang wanita usia 15 hingga 44 tahun. Meskipun begitu, laki-laki dan kelompok usia anak-anak juga dapat terserang penyakit Lupus. Umumnya, penyakit ini bisa menyerang semua ras, namun ras kulit gelap cenderung lebih rentan.
Melansir dari kanal Reumatologi, lupus terjadi ketika sistem imun tubuh tidak mampu membedakan antara kuman dan benda asing dari luar tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh sendiri. Sehingga, sistem imun itu menyerang sel-sel dan jaringan. Populer dengan penyakit seribu wajah, lupus memiliki tampilan penyakit yang cukup beragam dengan gejala serta tanda-tanda yang menyerupai penyakit lain.
Gejala dan tanda-tanda penyakit lupus beragam. Beberapa penderita mungkin bisa mengalami sedikit gejala, sementara yang lain bisa dengan banyak gejala. Gejala tersebut bisa hilang dan muncul tiba-tiba.
Gejala Penyakit Lupus
Mengutip dari Mayoclinic, tanda dan gejala penyakit lupus tergantung pada sistem tubuh mana yang terkena penyakit tersebut. Tanda dan gejala yang umum terjadi meliputi:
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri sendi, kaku dan bengkak
- Sakit kepala, kebingungan, dan hilang ingatan
- Ruam berbentuk kupu-kupu di wajah yang menutupi pipi dan pangkal hidung atau ruam di bagian tubuh yang lain
- Lesi kulit yang memburuk akibat paparan sinar matahari
- Jari tangan dan kaki menjadi putih atau biru saat terpapar dingin atau saat mengalami stress
- Sesak napas
- Sakit dada
- Mata kering
Perhimpunan Reumatologi Indonesia atau IRA membuat pedoman kriteria seseorang yang menderita lupus. Di antara beberapa ciri yang perlu diwaspadai, yang paling bisa dijadikan penjelas yaitu wanita muda dengan kelainan pada dua organ tubuh atau lebih, terdapat kelainan organ otot dan tulang seperti radang sendi, nyeri sendi dan radang otot.
Seseorang yang memiliki kencing berwarna merah, dan seluruh badannya mengalami pembengkakan akibat gangguan ginjal juga perlu diwaspadai. Selain itu, gangguan ringan lain seperti pada sistem pencernaan dengan gejala mual, muntah dan nyeri perut juga dialami oleh penderita lupus.
Lupus tidak bisa menular, namun seorang ibu yang terpapar lupus akan melahirkan anak yang bisa mengembangkan penyakit ini. Melansir laman Ciputra Hospital, beberapa obat-obatan mampu meringankan gejala yang timbul, menurunkan peradangan, dan mencegah kerusakan organ atau masalah kesehatan lainnya. Obat-obatan itu di antaranya, Acetaminophen, Aspirin, Ibuprofen, dan Naproxen.
Jika tidak ingin mengonsumsi terlalu banyak obat-obatan kimia, maka Anda bisa menggunakan berbagai macam pengobatan tradisional seperti akupuntur, terapi, dan meditasi. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit lupus.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Kunci Sehat penyandang Lupus Atur Asupan dan Perbanyak Gerak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.