Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bila Induksi Persalinan Jadi Pilihan

image-gnews
AP Photo/Channi Anand
AP Photo/Channi Anand
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Mendengar kata induksi persalinan, Yani, 39 tahun, langsung bergidik. Ibu dua anak ini, enam tahun lalu harus menjalaninya. Plasentanya "berbalapan" dengan janin. Kalau terlambat, menurut sang dokter, operasi caesar pun harus dijalaninya. Ia juga harus merasakan mulas yang tak henti-henti sekitar 6-7 jam hingga si jabang bayi keluar.

Persalinan serupa juga dilakoni rekan sekantornya, Anne, 32 tahun, karena kasus gawat janin. Hanya, keberhasilan tak berpihak pada perempuan Jawa ini. Setelah "menikmati" rasa nyeri hebat, ia tak bisa juga melahirkan secara normal karena pembukaannya tak kunjung beranjak lebih lebar. Walhasil, ia pun menjalani pembedahan caesar.

Bila kedua ibu itu punya alasan jelas untuk proses induksi, tak demikian dengan Ratih (bukan nama asli), 29 tahun. Walau kontraksinya semakin kuat, ia tetap diinduksi dengan infus oksitosin oleh dokter. Untuk itu, dia diharuskan membayar tambahan biaya Rp 1 juta, di luar obat dan kamar, yang mencapai Rp 4 juta.

Nun jauh di daratan Eropa, persalinan induksi ternyata banyak dilirik para ibu yang ingin segera melahirkan tanpa menjalani rasa mulas yang kadang berhari-hari. Hal itu terlihat dari hasil studi Universitas Aberdeen, Skotlandia, baru-baru ini. Pada 17 ribu kelahiran rentang 1999-2003, ditemukan lebih dari seperempat kasus induksi dilakukan tanpa alasan medis atau penjelasan lain-sesuai prosedur klinis. Teridentifikasi, sebanyak 5.700 atau 32 persen perempuan hamil di sana telah disarankan tenaga kesehatan menjalani induksi.

Kepala Penelitian di National Childbirth Trust, Mary Newburn, mengatakan, angka bersalin dengan induksi ini signifikan dan merupakan masalah serius yang harus dibenahi. "Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengidentifikasi alasan melahirkan dengan induksi," ujarnya seperti dilansir BBC.

Lazimnya, induksi dilakukan karena kehamilan telah masuk tempo, bahkan lebih sembilan bulan (lebih 42 minggu). Selain itu, dengan pertimbangan faktor kesehatan sang ibu, misalnya infeksi serius atau menderita diabetes. Kemudian, ukuran janin terlalu kecil. Lalu, membran ketuban pecah sebelum ada tanda awal persalinan. Lantas tindakan induksi juga dilakukan saat plasenta keluar duluan sebelum bayi.

Dijelaskan Newburn, kelahiran dengan induksi cenderung lebih sakit. Di Inggris, metode umum induksi dilakukan dengan penggunaan gel yang berisi prostaglandin untuk membuat kontraksi sebelum proses melahirkan. Prostagladin ini merangsang otot polos termasuk juga otot rahim.

Juru bicara Royal College bidang kebidanan, Sue Macdonald, menekankan, sangat penting bagi seorang perempuan mengetahui alasan induksi dilakukan. "Kami terus mendukung kelahiran normal dan memastikan sebuah proses induksi hanya dilakukan ketika itu benar-benar diperlukan," ia menegaskan.

Dari dalam negeri, Dr Ali Sungkar, Sp.OG, Subbagian Fetomaternal Bagian Kebidanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, mengatakan, tindakan induksi harus memiliki kriteria klinis. Sebaiknya juga dilakukan pada usia kehamilan minimal 39 minggu. Diketahui, pada usia 38 hingga 42 minggu adalah masa cukup bulan bagi bayi untuk dilahirkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Selain itu, mulut rahim harus telah matang dan posisi bayi sudah di rongga panggul," ujar Ali saat dihubungi Tempo lewat telepon selulernya, pekan lalu. Pengertian mulut rahim matang, yaitu permukaan mulai lunak dan arahnya ke depan. Namun, terkadang metode ini juga tak menjamin berhasil. "Ada sekitar 20 persen yang gagal," katanya.

Hal itu dibenarkan Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Hermina Bekasi, Marly Susanti, yang mengatakan bahwa kegagalan itu tergantung nilai bishop dari mulut rahim. "Bila nilainya di bawah 5, kemungkinan besar gagal," katanya saat dihubungi Tempo, pekan silam. Adapun nilai bishop sendiri adalah standardisasi obyektif pasien dengan persalinan induksi. Faktornya dilihat dari pembukaan, pendataran, konsistensi dan posisi serviks, serta penurunan kepala bayi.

Lebih jauh, proses induksi memiliki dua cara, yaitu kimia dan mekanik. Substansinya, kedua cara ini dilakukan untuk membuang zat prostaglandin yang membuat otot rahim berkontraksi. Secara kimia, sang ibu akan diberi obat-obatan khusus, dengan diminum, dimasukkan ke vagina, diinfus, dan disemprotkan pada hidung. Sedangkan secara mekanik biasanya dilakukan menggunakan metode vibrator, stripping, serta memecahkan ketuban.

Patut diingat, proses induksi ini memiliki sejumlah risiko bagi bayi dan sang ibu. Menurut dr Damar Prasmusinto, SpOG, dari Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saat percobaan pertama induksi gagal, lalu bakal dinaikkan dosisnya. Hal itu bisa mengancam hidup janin. "Bayi bisa mengalami gawat janin dan stres," ujarnya kepada Tempo via telepon genggamnya, akhir pekan lalu.

Saat itu, keselamatan ibu dipertaruhkan. Selain memicu emboli (masuknya sesuatu yang tak larut ke dalam pembuluh darah), induksi dapat merobek rahim. "Namun, ini jarang sekali," ujar Damar. Yang jelas, kontraksi induksi memang kemungkinan lebih sakit karena dimulai mendadak. Tetapi, lebih patut diingat, induksi merupakan jalan keluar untuk menghindari komplikasi yang lebih berbahaya, seperti gawat janin atau bayi yang lahir terlalu besar. Cara ini juga sejatinya merupakan langkah medis buat mempermudah keluarnya bayi dari rahim menjadi "normal".

HERU TRIYONO

Boks Risiko Induksi

1. Terjadi kontraksi rahim berlebihan.
2. Dapat membuat bayi mengalami gawat janin (bayi stres).
3. Merobek bekas jahitan operasi Caesar.
4. Air ketuban pecah dan masuk ke pembuluh darah, yang berisiko menyangkut di otak ibu atau paru-paru (emboli).

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

15 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

9 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

16 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.