Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Orang Terbiasa Menggigit Kuku

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita menggigit kuku. shutterstock.com
Ilustrasi wanita menggigit kuku. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menggigit kuku adalah kebiasaan sebagian orang. Kondisi ini dikenal sebagai onikofagia yang, menurut DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) dari Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) adalah kompulsif dan berulang-ulang di alam.

Menurut APA, gangguan ditandai sebagai obsesif-kompulsif ketika orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi (obsesi) yang tidak diinginkan, yang membuatnya terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang (kompulsif). Berbagai faktor dapat berperan, dari genetika hingga kondisi kejiwaan yang mendasari.

“Menggigit kuku sering dikaitkan dengan kecemasan karena tindakan mengunyah kuku dilaporkan mengurangi stres, ketegangan, atau kebosanan. Orang yang terbiasa menggigit kuku sering melaporkan mereka melakukannya ketika merasa gugup, bosan, kesepian, atau bahkan lapar,” kata Aishwarya Vichare, ahli gizi di Bhatia Hospital Mumbai.

Menggigit kuku dapat menyebabkan komplikasi sosial dan psikologis seperti penghinaan, penderitaan emosional, dan gangguan sosial, kata Vichare. “Komplikasi fisik seperti kuku yang cacat, infeksi pada kuku dan jaringan lunak di sekitar, peningkatan risiko infeksi parasit, infeksi perut karena menelan partikel kuku dan kotoran, nyeri pada sendi temporomandibular (TMJ) atau sendi rahang, cedera pada gusi, paronisia, cedera gingiva yang disebabkan oleh diri sendiri, infeksi bakteri sekunder juga terkait dengan menggigit kuku,” katanya kepada indianexpress.com.

Selain menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh, bahkan kulit, kebiasaan tersebut juga merusak kuku, kutikula, dan kulit di sekitarnya, kata Rinky Kapoor, konsultan dermatologis, dokter kulit kosmetik dan ahli bedah kulit di The Esthetic Clinics.

Menurut Kapoor, menggigit kuku secara kronis dapat menyebabkan masalah seperti kuku tumbuh ke dalam, pendarahan di sekitar kuku, pembengkakan dan nyeri di sekitar area kutikula, penebalan kuku dan kulit di sekitarnya, tidak ada pertumbuhan kuku, dan kuku menjadi terpisah dari kulit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kebiasaan ini juga merusak gigi, gusi, dan menyebabkan kerusakan jaringan di mulut,” tambah Kapoor.

Apa yang bisa dilakukan? Berbagai tindakan rumah seperti menggunakan pelindung mulut, mengecat kuku dengan cat kuku pahit, menjaga kuku tetap pendek atau menggunakan obat tradisional, mengoleskan minyak sambiloto pada kuku, sering digunakan untuk menghilangkan kebiasaan ini kata Kapoor. Orang juga dapat menggunakan metode berikut:

-Jaga kuku tetap pendek dan terawat agar godaannya berkurang.
-Coba kenakan sarung tangan di malam hari atau saat sendirian agar tidak menggigit kuku.
-Identifikasi pemicu.
-Daripada mengunyah kuku, ganti kebiasaan tersebut dengan mengunyah permen karet atau adas.

“Ada banyak perawatan yang tersedia untuk onikofagia dan untuk solusi permanen yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter,” jelas Kapoor.

Baca juga: Warna Kuku dan Kaitannya dengan Kanker

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

2 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


8 Tips Merawat Kucing Anggora

4 hari lalu

Pengunjung menggendong seekor kucing di MEOW Cat Cafe di Kota Gaza, 20 Agustus 2023. Selain menikmati hidangan, pengunjung dapat bermain bersama 14 kucing Persia, Anggora Turki, dan kucing hibrida di kafe ini. REUTERS/Mohammed Salem
8 Tips Merawat Kucing Anggora

Kucing anggora memerlukan perhatian khusus dalam hal perawatan bulu dan kebersihan.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

7 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

8 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

10 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

13 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

14 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

16 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

16 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.