TEMPO.CO, Jakarta - ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah salah satu gangguan mental yang umum menyerang usia anak-anak. Namun, gangguan ini juga bisa menyerang orang dewasa. Diperkirakan sebanyak 8,4% ADHD menyerang anak-anak dan 2,5 persen menyerang orang dewasa.
Melansir dari American Psychiatric Association, belum ditemukan penyebab spesifik ADHD. Namun, terdapat beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya ADHD, seperti misalnya bayi yang lahir prematur, cedera otak, ibu yang sedang mengandung memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, atau mengalami stres ekstrim pada saat hamil.
Gejala Gangguan ADHD
Baca Juga:
Gejala-gejala yang dialami oleh seseorang yang memiliki gangguan ADHD ditandai dengan beberapa hal. Menurut WebMD, berikut adalah gejala-gejala seseorang yang mengalami ADHD:
- Inattention (Kurang fokus)
Pada anak-anak, kondisi ini biasa terjadi ketika mereka sedang berada di lingkungan sekolah. Ketika pengajar memberikan penjelasan terkait mata pelajaran tertentu, tetapi seorang anak justru mengalihkan fokus ke hal yang lain. Apabila kondisi anak susah fokus ini berlarut-larut dan tanpa alasan yang kuat untuk dijadikan penyebab, bisa jadi ini menjadi gejala ADHD.
Sementara pada orang dewasa, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, menjadi tidak teratur, dan sering berpindah aktivitas dari yang satu ke aktivitas lain juga merupakan gejala ADHD. Tidak hanya itu, seseorang yang sedang mengalami ADHD cenderung tidak menyukai adanya hal-hal sepele yang menurut orang lain adalah hal yang wajar.
- Hiperaktif
Umumnya, gejala ADHD ini bisa dialami oleh balita, anak-anak, hingga usia remaja. Di antara gejalanya yaitu hiperaktif, gelisah dan menggeliat ketika sedang duduk, sering tiba-tiba berjalan atau berlari setelah bangun tidur, tidak bisa menjalankan hobinya dengan tenang. Balita dan anak-anak usia pra sekolah cenderung memiliki kebiasaan terus menerus bergerak, melompat-lompat, dan sulit untuk diam. Sehingga, mereka akan sulit menerima penjelasan dari orang lain. Sementara anak usia sekolah memiliki kebiasaan serupa namun lebih jarang menampakkan tanda-tandanya.
- Impulsif
Ciri khas yang muncul yaitu seseorang cenderung tidak sabar. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan ketika menunggu giliran saat melakukan suatu aktivitas tertentu, sering menyela atau mengganggu orang lain, dan seringkali memulai percakapan pada waktu yang tidak tepat. Karena ketidaksabarannya, penderita ADHD dengan gejala ini berisiko mengalami kecelakaan. Mereka hanya mementingkan apa yang harus segera mereka capai.
Itulah gejala-gejala ADHD yang dialami seseorang. Penanganan ADHD bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan melalui upaya psikoterapi. Meskipun ADHD tidak bisa sepenuhnya disembuhkan, namun pengobatan yang diberikan mampu meredakan gejala penderita.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Perhatikan Gejala ADHD, Disabilitas atau Tekanan Kerja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.