Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas merupakan kondisi di mana seseorang memiliki berat badan berlebih. Berat badan berlebih ini karena lemak yang tertimbun di dalam tubuh.
Pedoman apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak adalah Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) lebih dari 30.

Cara menghitung BMI adalah dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Cara menghitungnya, dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan dan komplikasinya. Musababnya, mengutip laman Healthline, kelebihan lemak memberi tekanan pada tulang dan organ. 

Berikut sepuluh risiko masalah kesehatan akibat obesitas dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengendalikannya.

  1. Diabetes tipe 2
    Diabetes tipe 2 terjadi ketika gula darah lebih tinggi dari biasanya. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, stroke, penyakit ginjal, dan masalah penglihatan. Untuk mencegah penyakit diabetes, terapkan pola hidup sehat aktif dan memeriksakan kondisi kesehatan secara berkala. 

  2. Penyakit jantung
    Penyakit jantung lebih sering terjadi pada orang dengan obesitas. Seiring waktu, timbunan lemak dapat menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung. Orang dengan obesitas memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, kolesterol low-density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan gula darah, yang semuanya berkontribusi terhadap penyakit jantung. Arteri yang menyempit dapat menyebabkan serangan jantung. Dan jika terjadi sumbatan atau pembekuan darah di arteri yang menyempit, maka dapat menyebabkan stroke.

  3. Stroke
    Stroke dan penyakit jantung memiliki faktor risiko yang sama. Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terhambat. Adapun stroke dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kesulitan bicara dan bahasa, otot yang melemah, dan perubahan pada kemampuan berpikir dan bernalar.

  4. Gangguan tidur atau sleep apnea
    Sleep apnea adalah gangguan di mana seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur. Orang yang kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi mengalami sleep apnea. Penyebabnya, lemak yang tertimbun di sekitar leher mengakibatkan membuat saluran udara menyusut. Saluran udara yang lebih kecil dapat menyebabkan dengkuran dan kesulitan bernapas di malam hari.

  5. Tekanan darah tinggi
    Pembuluh darah menjadi "selang" untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jika di dalam pembuluh darah itu terdapat sumbatan karena lemak yang mengendap di dinding pembuluh darah atau darah terlalu kental, maka jantung harus bekerja lebih keras lagi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

  6. Penyakit hati atau liver
    Orang dengan obesitas berpotensi mengalami penyakit hati atau liver. Ini terjadi ketika terjadi penumpukan lemak pada hati. Kelebihan lemak dapat memicu jaringan parut atau sirosis dan merusak dan mengganggu kerja hati. 

  7. Penyakit kandung empedu
    Empedu membantu mencerna lemak dan obesitas meningkatkan risiko terkena batu empedu. Batu empedu terjadi ketika lemak menumpuk dan mengeras di kantong empedu. 

  8. Kanker
    Penyakit kanker muncul bukan karena sebab tunggal. Namun obsitas menjadi salah satu pemicunya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, usus besar, kandung empedu, pankreas, ginjal, dan prostat, serta kanker rahim, leher rahim, endometrium, dan ovarium.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

  9. Komplikasi kehamilan
    Wanita hamil yang kelebihan berat badan atau obesitas berpotensi mengalami resistensi insulin, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan, termasuk:

    - Diabetes gestasional
    - Preeklamsia
    - Membutuhkan operasi caesar (C-section)
    - Gumpalan darah
    - Perdarahan lebih berat setelah melahirkan
    - Lahir prematur
    - Keguguran

  10. Depresi
    Tak sedikit orang obesitas mengalami depresi. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi yang kuat antara obesitas dengan gangguan depresi mayor. Orang yang terkena obesitas mungkin sering mengalami diskriminasi berdasarkan ukuran tubuhnya. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan perasaan sedih atau rendah diri. 

Tips Menurunkan Risiko Obesitas

Gaya hidup sehat, diet sehat, dan olahraga teratur dapat membantu menurunkan berat badan secara perlahan. Tidak perlu mengubah kebiasaan secara drastis. Kuncinya, konsisten dan menentukan pilihan yang sehat.

Untuk olahraga, seperti aerobik, jogging, atau jalan cepat setidaknya 150 menit seminggu atau cukup 30 menit selama lima hari dan dua hari istirahat. Setelah menguasainya, tingkatkan latihan menjadi 300 menit per minggu. Anda juga dapat memvariasikan gerakan olahraga, seperti push-up atau sit-up.

FADHILAH PRILIA | HEALTHLINE

Baca juga:
Deteksi Obesitas dengan Memahami Status Gizi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

1 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

1 hari lalu

Kacang Almond. Foto: sheknows.com
Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

Almond memiliki kandungan seng dan magnesium tinggi yang dapat merangsang reseptor tirosin kinase di jaringan adiposa sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.


Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

2 hari lalu

Ilustrasi panjang umur. shutterstock.com
Warga Sehat dan Panjang Umur, Ini 10 Negara yang Diklaim Paling Fit di Dunia

Warga di 10 negara ini diklaim paling sehat di dunia, dengan banyaknya penduduk yang fit dan panjang umur.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

4 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.


Dokter Sarankan Penderita Diabetes Bawa Alat Cek Gula Darah saat Mudik Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Dokter Sarankan Penderita Diabetes Bawa Alat Cek Gula Darah saat Mudik Lebaran

Penderita diabetes yang ingin mudik Lebaran disarankan membawa alat cek gula darah mandiri untuk mencegah perubahan gejala.


Hindari Gula Darah Naik, Jangan Langsung Tidur setelah Sahur

4 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Hindari Gula Darah Naik, Jangan Langsung Tidur setelah Sahur

Langsung tidur setelah sahur dapat berpotensi kenaikan gula darah di tubuh. Simak penjelasan spesialis penyakit dalam berikut.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

6 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

6 hari lalu

Ilustrasi gagal jantung (Pixabay.com)
Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

Lemah jantung alias gagal jantung dapat menyerang sisi kiri, kanan, atau kedua sisi jantung. Namun, biasanya penyakit ini menyerang sisi kiri dahulu.