TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak seringkali cenderung penasaran dan ingin banyak tau akan sesuatu yang membuatnya banyak bergerak dan tak bisa diam. Namun bila sulit dikendalikan bisa jadi itu adalah tanda anak tersebut hiperaktif.
Hiperaktif ini merupakan kondisi ketika seseorang terus aktif tidak melihat waktu, situasi, dan suasana sekitar. Dikutip dari healthline.com, hiperaktif seringkali merupakan gejala dari kondisi kesehatan mental atau fisik yang mendasarinya. Salah satu penyebab utama yang terkait dengan hiperaktif adalah attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) .
Selain ADHD, beberapa kemungkinan penyebab lainnya hiperaktif pada anak maupun seseorang yaitu hipertiroidisme, gangguan otak, gangguan sistem saraf maupun gangguan psikologis.
Karakteristik umum yang sering tampak dari anak hiperaktif adalah kesulitan berdiam diri, berperilaku agresif, perilaku impulsif dan menjadi mudah terganggu.
Anak-anak yang hiperaktif mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Mereka mungkin juga menunjukkan perilaku impulsif seperti, berbicara tidak pada gilirannya, memukul siswa lain dan kesulitan tetap berada di kursi mereka.
Jika tidak diobati, hiperaktif bisa eaja mengganggu pekerjaan, sekolah, maupun hubungan pribadi. Ini mungkin merupakan tanda dari kondisi mendasar yang memerlukan perawatan. Hiperaktif pada anak bisa diatasi dengan beberapa cara, baik terapi maupun dengan resep obat.
Terapi perilaku kognitif atau Cognitive behavioral therapy (CBT) dan terapi bicara sering digunakan untuk mengobati hiperaktif. CBT bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku anak. Terapi bicara yaitu dengan mendiskusikan gejala anak dengan terapis. Terapis dapat membantu mengembangkan strategi untuk mengatasi hiperaktif dan mengurangi efeknya.
Atau mungkin anak perlu minum obat untuk membantu mengontrol hiperaktif. Obat-obatan ini dapat diresepkan dari dokter yang menangani dan memiliki efek menenangkan.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati anak hiperaktif yaitu, deksmetilfenidat (Focalin), dekstroamfetamin, amfetamin (Adderall), dekstroamfetamin (Dexedrine, Dextrostat), lisdexamfetamine (Vyvanse) dan metilfenidat (Ritalin).
ANNISA FIRDAUSI
Baca: Kenali Gejala dan Penyebab ADHD, Hiperaktif dan Impulsif
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.