TEMPO.CO, Jakarta - Dilansir dari Healthline, gluten merupakan sejenis protein yang ditemukan di dalam tanaman biji-bijian tertentu, seperti gandum, gandum hitam, dan jelai.
Gluten memiliki sifat unik. Gluten biasanya sering ditambahkan ke makanan olahan untuk memperbaiki tekstur dan meningkatkan retensi kelembapan. Misalnya dalam roti, protein gluten akan membentuk jaringan elastis yang meregangkan dan menjebak gas, sehingga memungkinkan roti mengembang dan mempertahankan kelembapan.
Banyak makanan dibuat dengan bahan yang mengandung gluten, jadi penting bagi mereka yang tidak dapat mengonsumsinya untuk memeriksa label bahan dengan cermat.
Manfaat Gluten Free
Diet bebas gluten atau gluten free biasanya direkomendasikan untuk mereka yang menderita penyakit celiac, suatu kondisi yang memicu respons imun ketika makanan yang mengandung gluten dikonsumsi. Berikut kondisi medis tertentu yang memerlukan gluten free :
1. Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah kondisi autoimun yang serius, di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel usus kecil mereka ketika mereka menelan gluten. Ini merupakan salah satu penyebab intoleransi gluten yang paling banyak diteliti dan diperkirakan mempengaruhi sekitar 1 persen.
Seperti banyak kondisi autoimun lainnya, penyebab penyakit celiac masih belum jelas, tetapi bukti kuat menyebutkan dari komponen genetik. Perawatan obat untuk penyakit celiac saat ini sedang diteliti. Akan tetapi pengobatan yang paling banyak diterima dan digunakan adalah diet bebas gluten yang ketat.
2. Sensitivitas gluten non-celiac
Sensitivitas gluten non-celiac (NCGS) menggambarkan beberapa gejala negatif, ketika gluten dihilangkan dari diet orang-orang yang negatif untuk penyakit celiac atau alergi gandum. Saat ini, sangat sedikit yang diketahui tentang NCGS, tetapi pengobatan saat ini mencakup kepatuhan terhadap diet bebas gluten.
3. Sindrom iritasi usus
Ada sedikit tumpang tindih antara NCGS dan irritable bowel syndrom (IBS), karena beberapa orang yang menderita IBS melaporkan gandum sebagai makanan yang tidak dapat mereka toleransi. Dalam komunitas ilmiah, tidak jelas mengapa gandum bisa menjadi masalah bagi beberapa orang dengan IBS tetapi tidak bagi orang lain.
4. Alergi gandum
Alergi gandum adalah intoleransi terhadap gandum itu sendiri, bukan hanya protein gluten. Dengan demikian, seseorang dengan alergi gandum harus menghindari gandum tetapi masih dapat dengan aman mengonsumsi gluten dari sumber non-gandum seperti barley atau rye.
Konon, banyak orang yang memiliki alergi gandum akhirnya mengikuti sebagian besar diet bebas gluten. Mereka yang memiliki sensitivitas gluten non-celiac juga harus menghindari gluten, karena dapat menyebabkan gejala seperti kembung, sakit perut, dan diare.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet bebas gluten dapat bermanfaat bagi mereka yang menderita sindrom iritasi usus besar, gangguan kronis yang ditandai dengan masalah pencernaan seperti sakit perut, gas, diare, dan sembelit.
Sementara itu, beberapa produk makanan olahan bebas gluten tidak diperkaya dengan vitamin dan mineral. Dengan demikian, mengikuti diet bebas gluten yang tidak memiliki keragaman dapat meningkatkan risiko kekurangan folat, riboflavin, niasin, dan zat besi.
Diet gluten juga cenderung lebih rendah serat, yang berperan penting dalam kesehatan dan keteraturan pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan nutrisi penting ini dari sumber lain sebagai bagian dari diet bebas gluten yang sehat untuk membantu mengurangi risiko efek samping.
RINDI ARISKA
Baca: Bahaya Gluten untuk Pengidap Penyakit Tertentu, Apa Efeknya bagi Orang Sehat?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.