TEMPO.CO, Jakarta - Lansia biasanya mengalami sulit tidur nyenyak di malam hari. Colin Espie, Kepala Ilmuwan Kesehatan Besar dan Profesor Kedokteran Tidur di Universitas Oxford, menjelaskan hal normal seiring bertambahnya usia tidur cenderung lebih sedikit terfragmentasi.
Hal normal pula untuk kurang tidur nyenyak serta periode terjaga yang terputus-putus. Menurut Espie, "Banyak lansia mengalami pergeseran ritme tidur alami. Ada penuaan jam sirkadian."
Jam sirkadian memiliki ritme 24 jam dan dipandu oleh tubuh secara internal. Jam internal mengatur segalanya mulai dari fase tidur dan bangun sehingga suhu tubuh, makan, pencernaan, dan sebagainya. Perubahan sirkadian adalah kejadian alami, sebuah konsekuensi penuaan yang sehat.
Seiring bertambahnya usia, Anda cenderung tidur lebih awal setiap malam dan bangun lebih awal setiap hari. Ini adalah kebalikan dari siklus sirkadian remaja, yang membuat orang dalam kelompok usia tersebut tetap terjaga hingga larut malam. Espie menjelaskan, "Perubahan sirkadian juga dapat menyebabkan orang dewasa yang lebih tua merasa mengantuk di siang hari dan terjaga di dini hari."
Dia juga menambahkan perubahan sirkadian adalah kejadian alami, sebuah konsekuensi penuaan yang sehat. Namun, perubahan sirkadian sebenarnya lebih berbeda pada individu yang menderita demensia, catat Espie. Sebuah penelitian sebelumnya mengungkapkan orang yang lebih tua jauh lebih mungkin untuk bangun saat tidur.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brigham and Women's Hospital menganalisis data pola tidur individu berusia 21-30 tahun, dibandingkan lansia berusia 60-74 tahun. Menurut peneliti utama studi tersebut, Dr. Klerman, "Studi kami menemukan baik orang muda maupun lansia tidak mengalami sulit tidur tetapi populasi yang lebih tua empat kali lebih mungkin untuk bangun sepanjang malam jika dibandingkan yang lebih muda."
Baca juga: Penting, Olahraga Peningkatan Massa Otot untuk Lansia