TEMPO.CO, Jakarta - Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) menilai pengetahuan masyarakat tentang terapi insulin bagi penderita diabetes melitus masih sangat rendah sehingga perlu terus ditingkat melalui berbagai sosialisasi. Sekretaris Jenderal PB Perkeni, Wismandari Wisnu, mengatakan kontrol glikemik pada penderita diabetes masih belum baik sehingga dibutuhkan obat yang dianggap mujarab dalam upaya penurunan gula darah, salah satunya melalui terapi insulin.
“Tapi sayangnya edukasi penggunaan insulin itu belum baik, baik untuk pasien maupun untuk dokternya,” kata Wismandari.
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas normal yang berlangsung secara kronis. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan berfungsi mengatur glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain di tubuh. Glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Saat ini, masih ada ketakutan dokter maupun pasien untuk terapi inisiasi insulin. Baik dokter yang ragu memulai untuk memberikan insulin hingga pasien yang takut disuntik serta masih berpikir diabetes yang diderita sudah sangat parah sehingga harus terapi insulin.
“Padahal kita tahu menggunakan terapi insulin akan lebih mudah kita mengontrol kadar gula darah pasien diabetes. Ini yang perlu kita edukasi secara terus menerus, salah satunya melalui Muktamar IDI, kita ingin menggaungkan itu lagi,” jelasnya.
Ia menyebutkan kontrol glikemik di Indonesia hanya 30 persen yang di bawah 7 HbA1c. Namun, menurut dia angka tersebut masih belum bagus sehingga perlu langkah dan upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat agar mau melakukan terapi insulin. Untuk jangka panjang, terapi insulin dapat mencegah komplikasi penyakit diabetes secara dini.
“Jadi perlu terapi insulin supaya kontrol gula gampang, cepat, bisa mencapai target di bawah 7 HbA1c, dan ujungnya mencegah komplikasi jangka panjang, itu yang kita inginkan,” jelasnya.
Di Indonesia, ada warga yang bergantung terhadap terapi insulin, yakni yang menderita diabetes tipe 1, karena reaksi autoimun yang menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin sehingga tubuh membutuhkan insulin dari luar untuk hidup.
“Ada juga yang diabetes tipe 2, mereka yang sudah lama, sel beta pankreas yang sebagian sudah rusak jadi tidak punya insulin dalam tubuhnya sehingga perlu insulin dari luar dan perlu disuntik,” katanya.
Baca juga: Pentingnya Penderita Diabetes Lakukan Skrining sebelum Puasa