TEMPO.CO, Jakarta - Keguguran atau lahir mati selama kehamilan masih banyak terjadi di seluruh dunia. Ketika bayi meninggal saat dalam kandungan atau dilahirkan, banyak wanita masih tidak mendapatkan perawatan yang layak dan bermartabat. Dalam kebanyakan situasi, keguguran tidak dapat dihindari.
Keguguran terjadi ketika kehamilan berakhir sebelum waktunya dalam beberapa minggu atau bulan pertama. Ketika sampai pada penyebab umum keguguran, sulit untuk memisahkan fakta dari mitos. Selain itu, wanita yang kehilangan bayi lebih awal sering dibombardir dengan informasi yang tidak berguna dan menyesatkan. Melansir dari Pink Villa, berikut mitos keguguran yang paling umum dan abadi.
Keguguran tidak sama dengan kehilangan anak
Segera setelah ibu atau ayah mengetahui calon anak telah dikandung, mereka mulai terikat dengannya, entah hamil pertama kali dan mengharapkan anak memenuhi kegembiraan dan harapan untuk masa depan. Mungkin mengerikan kehilangan visi tentang masa depan dan hubungan dengan calon anak yang sedang berkembang. Mereka yang dekat dengan Anda mungkin tidak memahami rasa sakit Anda, terutama jika kematian terjadi di awal kehamilan.
Stres bisa menyebabkan keguguran
Untuk melindungi calon anak yang belum lahir, beberapa wanita hamil menghindari pemakaman dan situasi traumatis. Namun, penyebab stres sehari-hari, seperti lalu lintas dalam perjalanan ke tempat kerja, pertengkaran dengan suami, atau tagihan tak terduga tidak akan membahayakan janin. Namun, stres jangka panjang, seperti hidup dalam kondisi buruk atau berada dalam hubungan yang kasar, dapat mengganggu kesehatan dan meningkatkan peluang keguguran.
Keguguran dapat dicegah
Risiko keguguran tidak berkaitan dengan hubungan seks, berolahraga, atau konsumsi makanan yang salah. Karena kelainan genetik, janin secara spontan akan menggugurkan kandungan dalam banyak kasus. Jika janin memiliki kelainan kromosom, gaya hidup sehat akan membuat Anda dan bayi tetap sehat tetapi tidak akan mencegah keguguran. Merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang, di sisi lain, dapat meningkatkan peluang keguguran.
Kontrol kelahiran sebelumnya dapat menyebabkan keguguran
Menurut penelitian, tidak ada peningkatan risiko keguguran atau cacat lahir yang signifikan jika terjadi kegagalan kontrasepsi yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan atau jika Anda baru saja berhenti menggunakan kontrasepsi. Selain itu, wanita yang telah menggunakan kontrasepsi untuk waktu yang lama harus diyakinkan bahwa ovulasi tidak akan tertunda dan ia tidak akan mengalami peningkatan risiko keguguran.
Baca juga: Kaitan Alat Kontrasepsi dan Mitos soal Anak