Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Tuberkulosis dengan Berhenti Merokok

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis adalah salah satu penyakit infeksi yang berpotensi serius. Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai organ tubuh namun seringkali menyerang paru-paru. Spesialis Paru di Siloam Hospitals Makassar, dr. Adrianne Marissa Tauran, Sp.P, mengatakan faktor risiko terbesar dan utama dari tuberkulosis adalah rokok.

"Bicara tentang kasus paru, tentu saja rokok ini sangat menjadi musuh utama. Jadi, rokok secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan TB, yang melalui penurunan daya tahan tubuh, merusak fungsi paru. Jadi, bagi perokok diwajibkan untuk segera mengubah gaya hidup dengan berhenti merokok," ujar Adrianne.

Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui droplet kecil di udara yang dilepaskan melalui batuk dan bersin. Untuk mencegah penularan TB, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kemudian, dengan mengonsumsi makanan yang bergizi karena jika daya tahan tubuh kurang maka akan lebih mudah terpapar TB dibandingkan yang daya tahan tubuhnya baik. Lalu, selalu menggunakan masker atau menutup mulut sewaktu batuk atau bersin agar dapat menghindari terjadinya penularan dan penderita tidak meludah di sembarang tempat.

"Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak semua penderita TB itu harus memiliki gejala batuk, sesak napas, batuk berdarah, berat badan turun, mengalami lemas," kata dokter yang akrab disapa Anke ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara umum, daya tahan tubuh yang baik dapat mencegah tertular TB. Pada kasus anak yang mengalami TB, ia tidak menularkan karena anak belum dapat melakukan percikan melalui batuk atau bersin yang dapat disemburkan.

Menurutnya, kasus TB bisa disembuhkan. Pengobatannya cukup dalam waktu enam bulan dengan kondisi normal, yang terbagi dalam dua tahap, yaitu fase awal, pengobatan selama dua bulan dengan minum obat setiap hari. Sementara untuk fase lanjutan, pengobatan selama empat bulan dengan minum obat selang satu hari.

Baca juga: Cegah Stadium Lanjut Kanker Paru dengan Deteksi Dini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Perlunya Iklan dan Promosi Rokok Dihilangkan Total

1 hari lalu

Ilustrasi kemasan rokok. Freepik
Alasan Perlunya Iklan dan Promosi Rokok Dihilangkan Total

Promosi produk rokok harus diperketat atau dihilangkan. Tujuannya untuk mengurangi konsumsi rokok pada anak sekolah maupun di bawah umur.


Dokter Paru Dukung Program Pemeriksaan TB oleh Pemerintah yang Baru

3 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Dokter Paru Dukung Program Pemeriksaan TB oleh Pemerintah yang Baru

TB adalah masalah kesehatan penting di Indonesia sebagai negara dengan jumlah kasus terbesar kedua di dunia dan dukungan pemerintah sangat diharapkan.


Bolehkah Penderita TBC Menyusui Anak?

12 hari lalu

Ilustrasi menyusui. MomJunction
Bolehkah Penderita TBC Menyusui Anak?

Dokter anak menjelaskan ibu menyusui dengan riwayat TBC masih boleh memberikan ASI kepada bayinya tapi ada syaratnya.


Pakar Ingatkan Orang Tua untuk Memahami Gejala TBC pada Anak

13 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pakar Ingatkan Orang Tua untuk Memahami Gejala TBC pada Anak

Pakar mengingatkan pentingnya orang tua mengenali gejala TBC pada anak sejak dini. Berikut macam gejalanya.


Pakar Ungkap Beda Kanker Limfoma dan TBC

13 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pakar Ungkap Beda Kanker Limfoma dan TBC

Pakar menjelaskan perbedaan kanker limfoma dan TBC meskipun ada gejala yang mirip, yakni batuk. Berikut yang perlu diperhatikan.


Mayat Mahasiswi di Palembang Bersimbah Darah di Wajah, Dokter Forensik Ungkap Penyebab Kematian

13 hari lalu

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Mayat Mahasiswi di Palembang Bersimbah Darah di Wajah, Dokter Forensik Ungkap Penyebab Kematian

Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang menemukan buih, darah, dan bekuan darah dari mulut korban, tapi tak ada tanda kekerasan


Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

27 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

Orang tua boleh khawatir bila anak sakit tapi bukan berarti otomatis tak mengizinkan ke sekolah. Kapan anak sakit harus di rumah atau tetap sekolah?


Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

31 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

Pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru, merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Apa saja resikonya?


Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

32 hari lalu

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

Paru-paru dalam tubuh manusia terdiri daMeskipun idealnya manusia memiliki dua organ paru-paru, namun pada beberapa kondisi beberapa orang mungkin hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi normal.


Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru, Ini Riwayatnya

33 hari lalu

Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 6 September 2024. Dok. INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ DANU KUSWORO
Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru, Ini Riwayatnya

Pada November tahun lalu, Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit di Roma akibat radang paru-paru.