Ilustrasi kucing terluka. Istock.com
Biaya untuk per kucing menginap per malam mulai dari Sin$48 atau sekitar Rp500 ribu sampai Sin$88 atau sekitar Rp930 ribu, tergantung dari tipe ruangannya. Biaya itu meliputi kotak pasir, dua kali jatah makanan basah, makanan kering tak terbatas dan air minum yang diganti dua kali sehari. Staf dan relawan akan menjaga kebersihan kucing, termasuk membersihkan telinga, membersihkan gigi dan memotong kuku.
Sama seperti manusia yang suka dipijat, selama staycation, para tamu The Luxe Meownor akan mendapat perawatan berupa pijat dengan menggunakan minyak kelapa organik. Namun, aktivitas itu hanya dilakukan atas seizin kucing yang bersangkutan.
Saat ini, hotel itu hanya bisa menerima 15 ekor kucing. Satu kamar didedikasikan untuk kucing liar yang diselamatkan secara cuma-cuma. Sedangkan satu kamar lagi ditawarkan untuk para penyelamat kucing dengan diskon 50 persen.
Biaya menginap di hotel mewah itu tidak murah-murah amat, tapi Wang yakin harga yang dipatok sepadan dengan pelayanannya. Meski baru buka sebulan, peminatnya membludak. Ada yang menitipkan kucing karena pemiliknya harus bepergian, ada juga yang karena pemiliknya sedang menyembuhkan diri dari COVID-19.
Pemilik yang bingung dengan perilaku piaraannya, bisa memeriksakan kucingnya kepada Wang. Untuk tamu-tamu kucing seperti itu, Wang yang punya diploma psikologi kucing, melakukan pekerjaan rehabilitatif.
Ada pemilik yang kucingnya baru diselamatkan di jalan. Saat menjemput kucing, dia menangis karena akhirnya bisa menyentuh kucingnya. “Saat kucing dibawa ke sini, pemiliknya penuh dengan luka," kata Wang.
Hotel butik itu tak cuma mengobservasi kucing, tapi juga mengobservasi juga pemiliknya. “Sebisa mungkin, saya berusaha memandu pemilik bagaimana berinteraksi dengan kucing mereka."
Baca: Kucing Kesayangan Hamil Besar? Kenali Tanda-tanda Kucing Akan Melahirkan