Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meminum Obat Hipertensi Lebih Baik Pagi atau Malam?

Reporter

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi obat hipertensi atau penurun tekanan darah tinggi rutin dikonsumsi orang dengan penyakit hipertensi. 

Namun ternyata waktu minum obat penurun tekanan darah tinggi bisa memengaruhi risiko komplikasi seperti serangan jantung dan stroke, yang pada akhirnya terkait dengan seberapa baik seseorang mengelola tekanan darah. Kapan waktu yang tepat untuk meminumnya?

Dilansir dari healthline, penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal edisi 22 Oktober 2019, menunjukkan bahwa lebih baik meminum obat penurun darah saat malam hari.

Dalam studi tersebut, 19.084 pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi selama rata-rata enam tahun, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang meminum obat tekanan darah mereka di pagi hari dan mereka yang meminumnya sebelum tidur.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa minum obat sebelum tidur tampaknya membuat perbedaan bagi pasien karena mereka memiliki tekanan darah yang lebih baik saat malam. Pasien ini juga memiliki risiko lebih kecil terkena penyakit atau kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dilansir dari webmd.com, dengan penelitian yang sama peneliti menemukan meminum obat sebelum tidur dikaitkan dengan penurunan 44 persen risiko serangan jantung, penurunan 40 persen risiko pembedahan untuk memperlebar jalur arteri (revaskularisasi koroner)

Selain itu risiko untuk gagal jantung lebih rendah 42 persen dan penurunan 49 persen dalam risiko stroke. Secara keseluruhan, pengurangan risiko kematian terkait kardiovaskular adalah 45 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Direktur bioteknologi dan kronobiologi di Pusat Penelitian Atlantik, Hermida hal itu disebabkan kontrol tekanan darah pada malam hari lebih baik.

Waktu pengobatan penting karena tekanan darah mengikuti ritme harian. Tekanan darah lebih tinggi di siang hari dan turun di malam hari ketika seseorang tidur.

Namun para ahli juga mengatakan aturan pengobatan termasuk konsumsi obat hipertensi apa pun harus disesuaikan berdasarkan diskusi dengan dokter. Oleh karena itu jika ingin mengonsumsi obat hipertensi saat malam harus berdasarkan arahan dari dokter.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca: Sebab Konsumsi Obat Hipertensi Bisa Seumur Hidup

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tips buat yang Ingin Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Malaysia

1 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Tips buat yang Ingin Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Malaysia

Banyak orang Indonesia berobat ke Malaysia. Agar wisata kesehatan ke Malaysia lebih optimal, berikut beberapa kiat yang dapat diterapkan.


Bagaimana Kolesterol Tinggi Mempengaruhi Kesehatan Jantung?

2 hari lalu

Kolesterol tinggi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Kolesterol Tinggi Mempengaruhi Kesehatan Jantung?

Orang yang memiliki kolesterol tinggi, dalam laman veywellhealth memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena penyakit jantung.


Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

3 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

Dalam upaya pencegahan, mengidentifikasi berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes hingga kanker bisa dilakukan dengan tes genetik.


Diabetes hingga Kanker Payudara, Berikut Sederet Penyakit Silent Killer

3 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Diabetes hingga Kanker Payudara, Berikut Sederet Penyakit Silent Killer

Silent killer adalah penyakit mematikan yang tidak memiliki gejala atau indikasi yang terlihat kentara. Apa saja penyakit tersebut?


Khasiat Jamur untuk Membantu Kendalikan Tekanan Darah

3 hari lalu

Ilustrasi jamur putih. Shutterstock
Khasiat Jamur untuk Membantu Kendalikan Tekanan Darah

Penelitian menyebut makan jamur dapat membantu mengendalikan tekanan darah sehingga bahan makanan tersebut berguna bagi penderita hipertensi.


Kenali Perburukan Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

4 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Kenali Perburukan Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki potensi dapat berubah menjadi perburukan gejala atau eksaserbasi. Simak penjelasan dokter.


Peneliti Ungkap Kaitan Siklus Menstruasi dan Kesehatan Jantung

6 hari lalu

Ilustrasi kalendar menstruasi. Freepik.com
Peneliti Ungkap Kaitan Siklus Menstruasi dan Kesehatan Jantung

Penelitian menyebut wanita dengan siklus menstruasi atau durasi siklus yang relatif lebih pendek lebih rentan terkena penyakit jantung.


Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

6 hari lalu

Ilustrasi pizza. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

Pizza sebagai junk food memiliki beberapa risiko kesehatan. Apa saja risiko kesehatan tersebut?


Kenali Tanda-tanda Awal Kanker Mulut

6 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Kenali Tanda-tanda Awal Kanker Mulut

Menyadari tanda-tanda kanker mulut lebih awal dapat membantu diagnosis dan pengobatan tepat waktu.


Mengenal Abses, Penumpukan Nanah Akibat Infeksi

6 hari lalu

Ilustrasi Bisul. shutterstock.com
Mengenal Abses, Penumpukan Nanah Akibat Infeksi

Bakteri yang disebut Staphylococcus menyebabkan sebagian besar kasus abses.