TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan akan memberikan fasilitas non fiskal berupa pembiayaan uji klinik untuk industri farmasi inovator. Harapannya dengan begitu Gabungan Pengusaha Industri Farmasi (GPFI) bisa produksi vaksin dasar lokal. "Kita berharap 14 vaksin imunisasi dasar lengkap ini diproduksi di Indonesia dengan teknologi yang terdepan," Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia Apt. M.Pharm. MARS dalam diskusi panel di sela Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Industri Farmasi (GPFI) ke XVI seperti dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 24 Maret 2022.
Lucia mengatakan pembiayaan itu sama dengan dukungan yang diberikan dalam proses pembuatan vaksin lokal. "Seperti vaksin merah putih saat ini, kita biayai," kata Lucia menambahkan.
Kementerian Kesehatan mendukung Gabungan Pengusaha Industri Farmasi dalam negeri menyediakan obat-obatan produksi dalam negeri yang bermutu, aman dan berkhasiat untuk bangsa ini. "Kita pasti akan mendukung penuh semangat GPFI dalam menjaga ketahanan kesehatan bangsa ini," kata kata Lucia.
Menurutnya, kemandirian bangsa di bidang farmasi sangat penting. Hal ini bisa dilakukan industri farmasi dengan meningkatkan produksi obat dalam negeri sehingga tidak lagi bergantung impor.
Tentunya hal itu tidak bisa dikerjakan oleh industri farmasi saja. Harus ada ekosistem yang disebut Pentahelix mulai akademisi, industri dan pemerintah. Ekosistem ini nantinya akan bekerja mulai dari riset, bahan baku sampai formulasi berupa produk obat.
Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Dra. Roro Mayagustina Andarini, pembicara lainnya mengapresiasi kiprah GPFI dalam memproduksi obat yang bermutu, aman dan berkhasiat. "BPOM melakukan pengawasan dari awal mulai ketika produk disiapkan, pengawasan sampai produk itu diregistrasi. Khusus produk obat, kita sangat ketat melakukan pengawasan," kata Maya.
Ia menyampaikan, BPOM melakukan pendampingan dari awal terutama kepada peneliti. Sehingga pada awal ketika akan dilakukan penelitian sudah dapat berkomunikasi.
Dukungan BPOM juga ditunjukkan dengan pemberian relaksasi kepada industri farmasi yang mengajukan uji klinik. "Contohnya untuk pra registrasi dari 40 hari menjadi 6 jam," kata Maya.
Baca: Drop Out Program Vaksinasi Berpeluang 2 Kali Lipat Long Covid