Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Penyintas Tuberkulosis Mengalami Depresi Sampai Jadi Advokat

image-gnews
Penyintas TBC, Meirinda Sebayang berbagi kisah berjuang melawan TBC di G20 bertajuk
Penyintas TBC, Meirinda Sebayang berbagi kisah berjuang melawan TBC di G20 bertajuk "Penanggulangan Tuberkulosis: Mengatasi Disrupsi Covid-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi di Masa Depan" di Hotel Hyatt Yogyakarta, Rabu, 30 Maret 2022. TEMPO | Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyintas Tuberkolusis atau TB, Meirinda Sebayang berbagi kisah perjuangannya melawan penyakit mematikan tersebut selama bertahun-tahun.

Di depan forum internasional G20 bertajuk "Penanggulangan Tuberkolusis: Mengatasi Disrupsi Covid-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi di Masa Depan" di Hotel Hyatt Yogyakarta, Meirinda Sebayang meminta komitmen politik dan langkah konkret dari negara-negara anggota G20 untuk mengatasi tuberkulosis. Ketua Jaringan Positif Indonesia itu memberikan masukan agar pemerintah melibatkan komunitas penyintas karena mereka yang mengetahui apa saja kebutuhan pasien TBC.

"Hilangkan stigma dan sedikan pelayanan berbasis kesetaraan gender," kata Merinda pada Selasa, 29 Maret 2022. Pelayanan kesehatan, menurut dia, seharusnya memberdayakan dan menghargai hak-hak dan kebebasan individu. Dia juga menekankan stigma terhadap penyintas juga menghambat penanganan TBC.

Perempuan berusia 44 tahun itu menceritakan pengalamannya terinfeksi bakteri TBC dan cara bangkit dari depresi secara lebih detail pada Rabu, 30 Maret 2022. Pada 2006, Merinda menjalani skrining x-ray dan dokter memvonis dia terkena TBC. Meirinda mengalami gejala berat badan turun dan berkeringat pada malam hari. Tubuhnya sangat lemah dan kondisinya semakin memburuk.

Meirinda kemudian datang ke sebuah klinik swasta di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, dia tidak tahu tentang program nasional penanganan TBC. Satu hari, dia tidak sadarkan diri dan orang tua membawa Merinda ke rumah sakit. Rupanya ada pembengkakan kelenjar. Dokter menyerah hingga Meirinda harus berobat ke Bangkok. Di Indonesia, saat itu, belum tersedia Streptomycin, obat TBC.

Selain mengkonsumsi obat selama tiga hingga lima bulan, dia juga harus menjalani suntikan setiap dua hari sekali. Injeksi itu membawa efek samping hingga sekarang. "Saya mengalami gangguan pendengaran dan di sekujur tubuh muncul garis-garis seperti zebra," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak lainnya adalah depresi dan dia terbayang-barang rasa takut menularkan penyakit ke orang di sekitarnya. Meirinda bangkit dari keterpurukan atas dukungan keluarga. Keinginan untuk cepat sembuh mendorong dia keluar dari depresi. Meirinda bertekad melawan TBC. Kini, dia aktif sebagai advokat TBC dan kerap diminta menyebarkan inspirasi dalam forum-forum nasional maupun internasional.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership, Nurul H.W. Luntungan mengatakan, obat TBC membawa efek samping yang lebih berat sehingga perlu penanganan yang serius terhadap pasien penyakit ini. Dia menyebutkan, sebagian pasien TBC bahkan resisten terhadap obat. Pengobatan yang tidak tuntas menjadi penyebab terjadinya resistensi terhadap obat.

Di G20, Nurul mendorong penggunaan dana penanganan TBC secara efektif dan efisien untuk mencegah penularan tuberkulosis. Hingga kini, dana yang terserap untuk mengatasi penyakit itu di Indonesia baru USD 160 juta dari kebutuhan USD 500 juta. Sementara pendanaan global mencapai USD 6 miliar.

Baca juga:
Ada Pengecekan TBC Lewat Skrining X-ray Mobile, Masuk Mobil Langsung Difoto

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

3 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

10 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

12 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

16 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

16 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

17 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

18 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

18 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku