TEMPO.CO, London -Belum lama ini Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO melaporkan penemuan baru virus Covid-19, yaitu varian Omicron XE.
Dilansir dari covid19.go.id, WHO menyebutkan varian baru ini merupakan gabungan atau rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yakni varian BA.1 dan BA.2.
Data awal penelitian saat ini menunjukkan tingkat penularan ±10% lebih tinggi dari Omicron BA.2 dan masih perlu penelitian lebih lanjut. Namun, belum diketahui apakah Omicron XE akan menjadi strain dominan.
Melansir dari Tempo.co, Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Lebih dari 600 urutan dilaporkan dan telah dikonfirmasi sejak itu.
Saat ini varian Omicron XE sudah ditemukan di Thailand, Inggris, dan India, namun belum ditemukan di Indonesia.
Dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya, Center for Medical Genomics mengatakan rekombinan Omicron XE ditemukan melalui pengurutan genom dari sampel swab yang diambil dari seorang pasien Thailand. Rekombinan Omicron XE bukan varian Deltacron.
Dikutip dari The Economic Times, varian terbaru ini tak terpantau memicu gejala yang lebih parah. Akan tetapi, menular dengan cepat. Berikut beberapa awal gejala varian Omicron XE, diantaranya :
1. Sakit kepala
2. Sakit tenggorokan
3. Nyeri otot
4. Demam
Namun, gejala yang paling umum dari infeksi virus Corona seperti hilangnya kemampuan mencium dan mengecap rasa jarang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron. Singkatnya, waspadalah selalu varian Omicron XE yang masih ada sisi misteriusnya ini.
RINDI ARISKA
Baca : Mengenali Varian Deltacron, Resmi Varian Virus Covid-19 Jenis Baru?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.