TEMPO.CO, Jakarta - Pasien penyakit berat seperti asma, penyakit jantung atau penyakit gangguan kardiovaskular lain tidak disarankan untuk berolahraga berat. Namun, penderita penyakit berat tetap harus aktif bergerak untuk membuat otot jantung lebih kuat. Mengutip Medlineplus.gov, selain membuat jantung lebih kuat, olahraga juga mengurangi nyeri dada atau gejala dari penyakit jantung lainnya. Salah satu yang dapat dilakukan oleh penderita jantung adalah latihan pernapasan.
Akan halnya laman Asosiasi Paru-paru Amerika (ALA) dalam lung.org, menyatakan latihan pernapasan juga cocok untuk penderita penyakit paru-paru kronis seperti asma. Disebutkan juga, latihan pernapasan memiliki fungsi yang sama dengan aerobik untuk menguatkan otot jantung dan memaksimalkan fungsinya.
Bagi yang memiliki paru-paru yang sehat dapat bernapas dengan mudah, sedangkan yang memiliki gangguan pada paru-paru, diibaratkan oleh Mark Courtney, terapis pernapasan dari Lung Help Line sebagai pintu otomatis yang dapat menutup dan membuka sendiri yang kehilangan elastisitasnya. Sehingga saat bernapas sebagian udara terperangkap di paru-paru. Semakin lama, udara yang menumpuk memenuhi ruang dan mempersempit ruang bagi diafragma untuk berkontraksi dan membawa oksigen segar.
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Latihan pernapasan merupakan olahraga atau latihan untuk menguatkan otot pernapasan dan meningkatkan kinerja sistem pernapasan. Jika hal ini dilakukan dengan teratur, latihan pernapasan dapat membantu membersihkan paru-paru dari udara yang terjebak, meningkatkan kadar oksigen, dan membantu diafragma bertugas sesuai fungsinya dalam membantu pernapasan.
Baca Juga:
Selain baik untuk penderita asma, latihan pernapasan juga bermanfaat untuk kesehatan fisik maupun mental. Mengutip dari Healthline.com, latihan pernapasan khususnya latihan pernapasan diafragma yang merupakan inti dari meditasi dapat mengelola beberapa kondisi mulai dari iritasi usus besar, kecemasan, kesulitan tidur, maupun depresi.
Berikut beberapa manfaat dari latihan pernapasan:
- Membuat tubuh menjadi rileks dan mengurangi efek dari hormon kortisol, penyebab stres
- Untuk jantung, latihan pernapasan juga dapat menurunkan atau menetralkan detak jantung dan menurunkan tekanan darah.
- dapat membantu mengatasi gejala gangguan stres pasca-trauma atau PTSD.