Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kapan Penderita Gagal Ginjal Harus Cuci Darah? Ini Prosedurnya

Reporter

image-gnews
Pasien tengah melakukan perawatan cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Pasien tengah melakukan perawatan cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang mengalami gagal ginjal, maka kemungkinan timbul kekhawatiran jika harus menjalani cuci darah atau dialisis. Lalu sebanarnya, kapan penderita gagal ginjal harus melakukan cuci darah?

Cuci darah atau dialisis ialah sebuah prosedur yang penting dilakukan untuk penderita penyakit gagal ginjal

Dikutip dari primayahospital.com, Dr Indah Fitriani, SpPD selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam mengatakan dialisis harus dimulai ketika manfaat dari berkurangnya tanda atau gejala uremikum melampaui risiko dan efek samping lain terhadap kualitas hidup pasien.

Keputusan untuk memulai dialisis dapat dilihat dari uremia-related signs and symptoms, estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR), laju penurunan eGFR, kualitas hidup pasien, dan pilihan pasien. eGFR merupakan tes terbaik untuk mengukur tingkat fungsi ginjal dan menentukan stadium penyakit ginjal seseorang.

Jenis Pasien Gagal Ginjal Perlu Cuci Darah

Keputusan untuk melakukan inisiasi dialisis ini seringkali kompleks. Pendekatan umum dapat dilakukan dengan kondisi:

1. Pasien dengan eGFR >15 ml/menit/1,73 m2. Pada pasien ini, tidak dilakukan inisiasi dialisis walaupun terdapat gejala yang mungkin terkait gagal ginjal stadium akhir (ESRD) karena biasanya pasien ini masih responsif dengan medikamentosa sehingga dialisis sangat jarang dilakukan.

2. Pasien asimtomatik dengan eGFR 5-15 ml/menit/1,73 m2. Pada kondisi pasien ini, dilakukan evaluasi ketat. Tidak dilakukan dialisis tanpa adanya tanda atau gejala terkait ESRD.

3. Pasien dengan eGFR 5-15 ml/menit/1,73 m2 dengan tanda atau gejala yang mungkin terjadi karena ESRD akan dilakukan tatalaksana konservatif. Jika tanda atau gejala terkait ESRD refrakter terhadap terapi, maka harus dilakukan inisiasi dialisis. Kecuali, jika adanya indikasi absolut dialisis sebaiknya jangan ditunda.

4. Pasien dengan eGFR <5. Pasien dengan kondisi ini dilakukan inisiasi dialisis walaupun tanpa tanda atau gejala terkait ESRD.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir dari Emc.id, frekuensi perawatan cuci darah dilakukan sesuai dengan situasi kesehatan masing-masing pasien. Ada yang dilakukan selama tiga kali seminggu dalam sesi masing-masing selama tiga jam sampai lima jam. Tetapi ada juga yang dilakukan setiap enam atau tujuh kali seminggu selama dua sampai tiga jam sehari.

Sebelum cuci darah pertama dilakukan, perlu adanya persiapan cuci darah Pasien harus dibuatkan akses pembuluh darah agar darah mudah untuk masuk dan keluar tubuh.

Setelah prosedur cuci darah dilakukan, pasien harus menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi makanan sehat agar asupan cairan protein dan garam tetap seimbang. Untuk mengatur pola makan yang sehat pasian dianjurkan untuk diskusi dengan dokter gizi. Pasien juga harus mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter penyakit dalam.

Dokter akan memantau kondisi pasien sebelum, selama, dan sesudah cuci darah demi memastikan sisa-sisa metabolisme terbuang dengan baik. Selama sebulan sekali, dokter akan melakukan beberapa tes untuk memantau kondisi pasien.

RINDI ARISKA 

Baca: Alasan 98 Persen Pasien Penyakit Ginjal Pilih Terapi Cuci Darah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

2 hari lalu

Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com
Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

Jangan sering menahan kencing karena banyak dampaknya bagi kesehatan, salah satunya anyang-anyangan. Apa lagi?


Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

12 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W'
Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.


Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

15 hari lalu

Dini Adni Navastara SKom MSc menunjukkan tampilan aplikasi SahabatCAPD sebagai sistem pendeteksi dan pemantauan dini risiko komplikasi pasien gagal ginjal kronis. ITS.ac.id
Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

ITS gandeng Rumah Sakit Unair untuk mengoptimalkan pemanfaatan data pasien yang relevan guna meningkatkan akurasi dan efektivitas aplikasi.


Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

18 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan


Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

19 hari lalu

Batu ginjal.
Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, risiko terjadinya batu ginjal dapat diminimalkan.


4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

19 hari lalu

Batu ginjal.
4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal terbentuk karena penurunan volume urine atau peningkatan mineral pembentuk batu dalam urine.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

19 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

21 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

22 hari lalu

Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh
Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.


Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

23 hari lalu

Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id
Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.