TEMPO.CO, Jakarta - Pelopor emansipasi wanita di Indonesia, RA Kartini, meninggal di usianya yang masih terbilang muda, yakni pada usia 25 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir empat hari setelah melahirkan anak pertamanya, diduga karena preeklampsia.
Apa Itu Preeklampsia?
Melansir Mayo Clinic, preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, kadar protein yang tinggi dalam urin, atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
Preeklampsia biasanya berkembang setelah minggu ke-20 kehamilan, namun juga bisa berkembang pasca melahirkan. Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan berakibat fatal bagi ibu dan bayi.
Gejala
Selain tekanan darah tinggi, gejala lain preeklampsia termasuk :
- Kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda lain dari masalah ginjal
- Penurunan kadar trombosit dalam darah
- Peningkatan enzim hati
- Sakit kepala parah
- Masalah pada penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitivitas cahaya
- Sesak napas karena cairan di paru-paru
- Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk sisi kanan
- Mual atau muntah
- Kenaikan berat badan atau kemunculan edema secara tiba-tiba, terutama di wajah dan tangan
Penyebab Prfeeklampsia
Preeklampsia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut para ahli, kondisi ini berkembang di plasenta, yakni oragan yang memberi makan janin selama kehamilan.
Pada awal kehamilan, normalnya terjadi perkembangan pembuluh darah baru yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta. Akan tetapi, pada wanita yang mengalami preeklampsia, pembuluh darah tersebut tidak berkembang atau bekerja dengan baik. Hal ini kemudian memnyebabkan pengaturan tekanan darah yang tidak teratur pada ibu.
Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko preeklampsia antara lain :
- Pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
- Mengandung lebih dari satu bayi
- Menderita hipertensi
- Menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 sebelum kehamilan
- Menderita penyakit ginjal
- Menderita gangguan autoimun
- Penggunaan fertilisadi in vitro
Selain faktor-faktor di atas, kondisi lain yang terkait dengan risiko preeklampsia yakni kehamilan pertama, kegemukan, riwayat keluarga, berusia di atas 35 tahun, komplikasi pada kehamilan sebelumnya, dan kehamilan yang terjadi lebih dari 10 tahun sejak kehamilan sebelumnya.
Untuk menghindari preeklampsia, sebaiknya pantau tekanan darah selama kehamilan. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami sakit kepala parah, penglihatan kabur, sakit perut parah, atau sesak napas parah.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca: Hari Terakhir RA Kartini, Kematiannya Dibunuh atau Akibat Preeklampsia?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.