TEMPO.CO, Jakarta - Begadang telah menjadi gaya hidup sebagian orang. Sulitnya tidur di malam hari membuat seseorang lebih memilih bekerja saat malam dibanding pagi atau siang hari. Sebagai gantinya, tak jarang seseorang menukar jam tidur menjadi pagi hari karena malamnya digunakan untuk bekerja. Tapi, bolehkan hal ini dilakukan?
Idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar tujuh sampai sembilan jam setiap harinya. Sayangnya, masih banyak yang kesulitan tidur berkualitas atau bahkan terlalu banyak tidur. Tentu saja hal ini tidak baik bagi kesehatan. Dikutip dari Everyday Health, tidak memiliki tidur yang berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, stroke, obesitas, dan lain sebagainya.
Studi yang dilakukan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa menukar jam tidur dari malam menjadi pagi atau siang pun ternyata besar risikonya. Meskipun itu hanya terjadi dalam satu hari, efeknya bisa merubah lebih dari 100 protein dalam darah, termasuk yang berdampak pada gula darah, metabolisme, dan kekebalan tubuh. Apabila dilakukan dalam jangka waktu lama, perubahan biokimia dalam kadar protein darah dapat menyebabkan bertambahnya berat badan, diabetes, bahkan kanker.
Mengapa menukar jam tidur dapat sangat berbahaya? Mengutip dari Sleep Foundation, terdapat istilah yang dinamakan circadian rhythm atau ritme sirkadian. Ritme ini mengatur keseimbangan antara jam tidur dan terjaga. Paparan sinar merupakan komponen penting dalam ritme sirkadian yang kemudian kaitannya sangat erat dengan siang dan malam.
Pada siang hari, cahaya yang didapatkan oleh tubuh lebih banyak sebab ada sinar matahari. Kemudian saat malam, sinar yang masuk ke mata lebih sedikit dan otak mengirimkan sinyal untuk tidur. Mengutip WebMD, hormon melatonin dan kortisol juga berperan dalam ritme sirkadian. Hormon melatonin menimbulkan rasa kantuk, sedangkan kortisol membuat kita lebih waspada dan terjaga.
Apabila ritme sirkadian tidak berjalan dengan semestinya, akan sangat berdampak pada kualitas tidur. Padahal, tidur berkualitas sama pentingnya dengan makan makanan bergizi dan rajin berolahraga. Singkatnya, kualitas tidur yang buruk berbahaya bagi kesehatan tubuh, bahkan memicu sleep disorder atau gangguan tidur seperti insomnia, apnea, serta rasa lelah terus-menerus.
VIOLA NADA HAFILDA
Baca juga: Pentingnya Tidur Siang Setengah Jam, Cek Manfaatnya