TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi klinis di RS Siloam Kebon Jeruk, Sheena R. Angelia, mengakui sejumlah hidangan yang biasa disajikan saat Lebaran memang bisa memicu lonjakan kolesterol.
“Konsumsi makanan tinggi kolesterol, contohnya daging berlemak, jeroan, dan makanan tinggi lemak jenuh, seperti kue kering, cake, hidangan bersantan dan digoreng memang bisa memicu lonjakan kolesterol," kata Sheena.
Apalagi jika selama berpuasa kita juga cenderung berbuka dengan menu yang rendah nilai nutrisinya, tinggi gula dan lemak, dan penurunan aktivitas fisik. Hal-hal semacam ini dapat menyebabkan timbulnya dislipidemia, yang mendukung terjadinya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.
"Pencegahan lonjakan kolesterol ini dapat dibantu dengan mengonsumsi plant stanol ester secara rutin,” jelas Sheena.
Plant stanol ester merupakan pangan fungsional dari bahan makanan sumber, terutama nabati seperti minyak nabati, gandum, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) merekomendasikan plant stanol ester sebanyak 2 gram harus dimasukkan ke dalam pola makan sehari-hari yang bertujuan untuk mencapai target terapi dislipidemia, yaitu menurunkan kadar LDL atau kolesterol jahat.
Beberapa penelitian menyebutkan plant stanol ester dapat menurunkan kadar LDL hingga 11 persen. Efek penurunan kolesterol oleh plant stanol ester umumnya dijelaskan sebagai penurunan penyerapan kolesterol dari usus kecil. Molekul plant stanol ester yang mirip dengan kolesterol akan berkompetisi dan menggantikan posisi kolesterol di dalam usus sehingga lebih sedikit kolesterol yang diserap. Peningkatan konsentrasi plant stanol di dalam enterosit juga mengaktifkan pembuangan kolesterol kembali ke lumen usus.
“Meskipun plant stanol secara alami dapat ditemukan di sebagian besar sumber makanan nabati, jumlah dalam makanan normal sangat kecil dan bisa jadi tidak memiliki efek terapeutik," papar Sheena.
Intinya, cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan 2 gram per hari plant stanol apabila hanya bergantung dari sumber pangan alami. Dengan berkembangnya konsep pangan fungsional, harapan baru pada plant stanol muncul ketika esterifikasi senyawa ini dapat difortifikasi ke dalam beberapa produk makanan.
"Oleh karena itu, suplementasi plant stanol ester dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan harian apabila tidak tercukupi dari bahan makanan sumber,” jelas Sheena.
Dessyana, Brand Manager Nutrive Benecol, mengakui sulitnya memastikan jumlah asupan plant stanol jika hanya dari bahan makanan sumber. Padahal, ada kondisi-kondisi khusus yang membuat orang perlu mengonsumsinya dalam takaran yang tepat setiap hari.
“Untuk itulah, inovasi Nutrive Benecol sebagai satu-satunya produk nutrisi di Indonesia yang mengandung plant stanol ester hadir sebagai solusi agar masyarakat bisa mengontrol penyerapan kolesterol setiap hari karena seperti kita tahu, akumulasi kolesterol jahat yang tinggi bisa memicu penumpukan plak di pembuluh darah sehingga memicu penyakit jantung koroner dan stroke yang merupakan penyakit mematikan nomor 1 dan 2 di Indonesia dan dunia,” ungkap Dessyana.
Baca juga: Cegah Kolesterol dan Berat Badan Naik saat Lebaran dengan Langkah Berikut