Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bisakah Hemofilia Disembuhkan? Simak Jawaban Dokter

Reporter

image-gnews
Hidup Normal dengan Hemofilia
Hidup Normal dengan Hemofilia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengan soal hemofilia? Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah bawaan yang terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan darah, 70-80 persen diturunkan secara genetik. Menurut spesialis anak konsultan hematologi onkologi, Dr. dr. Novie Chozie Amalia, penyakit ini belum bisa disembuhkan.

"Sebab masalahnya ada di dalam gen kromosom X," kata Novie.

Saat ini, terapi gen yang diharapkan menjadi alternatif menangani hemofilia masih dikembangkan di dunia. Hemofilia adalah penyakit genetik yang diturunkan lewat kromosom X sehingga jenis kelamin laki-laki yang punya satu kromosom X bisa menjadi penderita sementara perempuan yang punya dua kromosom X akan menjadi pembawa meski memiliki satu kromosom X yang punya genetik hemofilia.

"Perempuan adalah pembawa sifat, yang mengalaminya adalah lelaki," ujar Novie.

Peluang penyakit ini diturunkan kepada anak dalam keluarga yang punya riwayat hemofilia tergantung pada jenis kelamin anak. Jika laki-laki penderita hemofilia menikah dengan perempuan pemilik kromosom normal, anak perempuannya akan punya kemungkinan 50 persen pembawa sifat hemofilia.

"Tapi anak laki-lakinya biasanya aman karena si ayah menurunkan kromosom Y," lanjutnya.

Hemofilia bisa dideteksi sejak dalam kandungan lewat pemeriksaan cairan ketuban atau biopsi ari-ari pada usia kehamilan 8-12 minggu. Namun, ia mengingatkan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli dan diketahui dulu pola genetik dari penderita hemofilia dalam keluarga.

Hemofilia punya gejala seperti pendarahan sulit berhenti setelah operasi kecil, seperti cabut gigi atau sunat. Gejala lain yang patut diwaspadai adalah sering lebam dan bengkak serta nyeri sendi akibat trauma benturan ringan atau tanpa sebab jelas. Ketika terjadi perdarahan sendi, sendi akan bengkak, nyeri, dan sulit digerakkan. Bila ini terjadi berulang-ulang, akan terjadi kerusakan sendi dan berujung pada kecacatan bila tidak diatasi.

Perdarahan pada hemofilia juga bisa terjadi pada organ lain dengan risiko serius, bahkan bisa mengancam jiwa. Sebagai contoh, perdarahan pada leher bisa menyumbat saluran napas yang mengancam jiwa. Pasien yang sudah mendapat faktor pembekuan dosis tepat namun keluhan atau perdarahan tidak membaik patut merasa waspada karena bisa jadi ada inhibitor.

Inhibitor menetralisasi aktivitas faktor pembekuan darah dan membuat pasien tidak bisa merespons terapi pembekuan darah. Pasien dengan inhibitor harus mendapatkan obat dengan cara khusus yang biayanya lebih mahal dengan tingkat keberhasilan 60-80 persen. Pasien dengan inhibitor juga punya risiko mortalitas tiga kali lebih besar dibandingkan risiko kematian lain pada hemofilia serta lebih rentan terhadap gangguan fungsi fisik dibanding pasien tanpa inhibitor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Inhibitor pada hemofilia adalah beban yang sangat membuat pengobatan jadi rumit," tuturnya

Tata laksana hemofilia secara komprehensif tak hanya melibatkan seorang dokter, tapi melibatkan banyak spesialis dokter hingga keluarga dan kerabat dekat.

"Ini masih jadi kendala di Indonesia karena keterbatasan jumlah dokter dan keahlian pelatihan di bidang hemofilia masih harus digalakkan lagi," katanya.

Dengan menambah pelatihan keahlian di bidang penyakit tersebut diharapkan tata laksana hemofilia secara komprehensif bisa dilakukan di semua pusat penanganan secara merata. Hingga saat ini, pusat penanganan hemofilia pun belum tersebar hingga ke Indonesia Timur. Pusat terbanyak berada di pulau Jawa dan Sumatera, sementara di Kalimantan hanya ada di Banjarmasin dan Samarinda, dan Manado serta Makassar di Sulawesi.

Kini, terapi profilaksis bertujuan mencegah kerusakan sendi dan kecacatan sudah masuk dalam Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Hemofilia yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada 2021. Namun, implementasinya masih dalam fase transisi dan rumah sakit di Indonesia masih punya tugas untuk bisa mengadopsi terapi ini dalam standar prosedur operasional masing-masing.

Sebagai negara kepulauan, ada berbagai kendala penanganan hemofilia di Indonesia, seperti distribusi fasilitas kesehatan dan obat yang belum merata, akses pengobatan terbatas di daerah terpencil, distribusi informasi yang tidak merata, kesadaran hemofilia yang masih kurang. Ini menyebabkan baru tercatat 2.706 orang terdiagnosis menderita hemofilia pada 2020, di bawah angka estimasi penderita yang mencapai 28.000.

Satria Dananjaya, dokter dan pasien hemofilia, mengatakan kesehatan mental penting dijaga dalam menjalani hidup bersama hemofilia. Dukungan dari keluarga dan orang sekitar sangat penting agar bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Baca juga: Hari Hemofilia Sedunia: Benarkah Hemofilia Termasuk Penyakit Menular?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

3 jam lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

7 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

2 hari lalu

Hidup Normal dengan Hemofilia
Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

Hemofilia terjadi karena adanya gangguan dalam pembekuan darah. Penderita dapat mengalami pendarahan meski tidak terjadi trauma.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

6 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

8 hari lalu

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

11 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

20 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

20 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

23 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

23 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.