TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat sudah mulai mudik lebaran untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Para pemudik menggunakan transportasi umum maupun pribadi hingga ke tujuan.
Hanya saja, sebagian orang yang tidak terbiasa melakukan perjalanan jauh akan merasa tak nyaman. Salah satu problem yang mereka alami adalah mabuk perjalanan. Muncul istilah mabuk laut, darat, dan udara, sesuai dengan metode perjalanan yang ditempuh.
Mengutip laman Medicine Net, mabuk perjalanan umumnya terjadi pada anak usia dua sampai 12 tahun, ibu hamil, dan mereka yang rentan terkena migrain. Mabuk perjalanan terjadi karena otak menerima sinyal yang berbeda dari beberapa bagian tubuh, terutama penglihatan dan pendengaran. Lantaran setiap orang memiliki kepekaan yang berbeda, maka kadar mabuk perjalanan pada setiap orang juga berbeda.
Berikut gejala mabuk perjalanan:
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Berkeringat
- Tubuh terasa kurang bugar
Berikut tips mencegah mabuk perjalanan
Perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum berangkat dan selama perjalanan
Hindari makan dan minum berlebihan sebelum dan selama perjalanan. Makanan pedas, jenis makanan berat, atau berlemak dapat memperburuk risiko mabuk pada beberapa orang. Sebab itu, pilih makanan dan minuman yang menyegarkan, seperti buah, permen segar, atau bawa bekal air putih hangat.
Menghindari makanan dan minuman beraroma kuat
Hindari membawa makanan dan minuman yang mengeluarkan aroma kuat selama perjalanan untuk mencegah mual.
Memilih tempat duduk
Pilih tempat duduk yang paling rendah getaran atau guncangan. Ketika naik mobil misalkan, hindari duduk di deret paling belakang guna mencegah tubuh terguncang-guncang selama perjalanan. Jika memungkinkan, pilih duduk di depan atau deret tengah mobil.
Kalau naik pesawat, pilih kursi di bagian tengah atau di area sekitar sayap pesawat. Apabila naik kapal laut, penumpang yang berada pada kabin yang lebih rendah di dekat pusat kapal umumnya mengalami guncangan yang lebih sedikit daripada penumpang di kabin yang lebih tinggi.
Posisi duduk
Setelah memilih tempat duduk yang nyaman, perhatikan juga posisi duduk. Jangan duduk membelakangi arah perjalanan atau duduk menyamping. Duduk senyaman mungkin dengan pandangan ke depan searah perjalanan.
Jangan menggunakan ponsel
Jika kamu termasuk orang yang rentan mabuk perjalanan, hindari mengoperasikan ponsel atau membaca selama di jalan. Kegiatan ini bukan mengalihkan rasa pusing, mual, dan gejala mabuk, melainkan akan memperburuk kondisinya.
Perhatikan fokus pandangan
Saat bepergian dengan mobil atau perahu, coba menjaga pandangan dengan melihat cakrawala atau titik tertentu. Memfokuskan pandangan akan membantu tubuh lebih rileks dan sinyal ke otak akan sinkron dengan apa yang terlihat dan terasa.
Sirkulasi udara
Perhatikan sirkulasi udara di dalam kendaraan. Jika naik mobil atau bus, buka sedikit jendela untuk mendapatkan udara segar atau angin sepoi-sepoi.
Jangan dekat dengan sesama orang yang mengalami mabuk perjalanan
Kondisi orang lain di sekitar saat perjalanan bisa mensugesti seseorang untuk "tertular". Jadi, jika kamu rentan mengalami mabuk perjalanan, jangan berada dekat dengan orang-orang yang memiliki kondisi serupa. Sebab mendengar orang lain berbicara tentang mabuk perjalanan atau melihat orang lain pusing, mual, atau muntah, akan membuat kamu merasa tidak nyaman.
Minum obat
Minum obat juga dapat membantu mencegah mabuk perjalanan. Hanya saja, perhatikan efek sampingnya supaya tidak mengganggu selama di jalan. Apabila kamu termasuk orang yang pasti mengalami mabuk perjalanan, maka minum obat dan jaga konsumsi makanan dan minuman sebelum memulai perjalanan.
Siapkan obat
Ada kalanya orang yang biasanya tidak mabuk perjalanan, tiba-tiba merasa pusing, mual, dan muntah saat di jalan. Sebab itu, penting untuk selalu mawas diri. Apabila merasa pusing atau mual, lakukan sesuatu untuk mengatasinya. Dan yang penting, tetaplah rileks atau tidur.
FADHILAH PRILIA | MEDICINE NET
Baca juga:
Mengapa Orang Naik Kendaraan Mengalami Mabuk Perjalanan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.