TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 belum usai. Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, meminta masyarakat memperhatikan status imunitas anggota keluarga pada saat mudik Lebaran 2022.
“Tips untuk perjalanan yang aman dan sehat selama pandemi pertama sekali sebetulnya prinsipnya adalah memahami situasi masih pandemi statusnya,” kata Dicky.
Ia menuturkan pada kegiatan mudik Lebaran setiap anggota keluarga dituntut untuk selalu waspada terhadap penularan COVID-19. Ketika keluarga akan mudik, keamanan perjalanan menjadi hal utama yang paling penting untuk diperhatikan guna meminimalisir risiko terpapar atau memaparkan virus.
Oleh karena itu, setiap pemudik diharapkan sudah mendapatkan dua dosis vaksin atau bahkan booster. Pastikan orang-orang yang ikut dalam satu kendaraan atau perjalanan bersama memiliki status imunitas yang sama.
Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah gejala. Apabila terdapat gejala seperti batuk, pilek, demam, dia menyarankan pemudik untuk tidak memaksakan diri berpergian dan menunda perjalanan.
“Pastikan juga bahwa kita tidak ada kontak dengan orang yang positif. Pastikan status dari tiga hal itu bisa tercermin di status PeduliLindungi, kalau tidak perlu ada surat untuk mempermudah perjalanan, sehingga masalah administrasi bisa terpenuhi,” jelasnya.
Kemudian bagi pemudik yang pergi membawa lansia dengan komorbid, pastikan baikdiabetes atau hipertensi yang diderita dalam kondisi yang baik. Begitu pula dengan ibu hamil, harus melakukan pemeriksaan dan telah mengunjungi bidan sebelumnya guna memastikan tidak akan menimbulkan hal-hal buruk di jalan.
Menurut Dicky, penting pula urusan memilih kendaraan. Pemudik diharapkan dapat memakai kendaraan pribadi agar lebih terjaga dari paparan COVID-19. Bila terpaksa menggunakan transportasi umum, usahakan duduk di dekat keluarga dengan kondisi jendela sedikit terbuka.
Semua kewaspadaan itu juga harus diimbangi dengan kepatuhan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak di setiap tempat yang dikunjungi, seperti kamar kecil.
“Ini juga harus disertai perilaku dalam masa perjalanan yang lama dalam ruang tertutup, kita harus pastikan bila lama di toilet, kalau terpaksa saat transit cari toilet yang bagus. Cari tempat tempat yg tidak banyak kerumunan, 5M itu penting,” ujarnya.
Di sisi lain, Dicky menyarankan pemerintah untuk benar-benar teliti memastikan setiap transportasi pemudik memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak hanya memeriksa imunitas pemudik saja, tetapi semua petugas yang ada di lapangan. Ia juga menyarankan setiap petugas tidak menyebabkan terjadinya penumpukan atau antrean panjang saat memeriksa kendaraan, termasuk mengatur penggunaan kamar kecil yang setidaknya dapat digunakan masing-masing pemudik paling lama 30 menit.
“Di daerah, ini penting untuk pengadaan pemantauan kesehatan pemudik. Bukan hanya masalah status vaksinasinya, harus dibantu kalau baru dua dosis, sediakan posko vaksin atau pelayanan kesehatan, harus ada kesiapannya di banyak tempat,” katanya.
Baca juga: Kiat Mudik Lebaran Hemat dengan Kendaraan Pribadi