TEMPO.CO, Jakarta - Menghindari terjadinya hipoglikimia atau gula darah yang terlalu rendah saat berpuasa, dosis obat pun harus disesuaikan. Begitu kata spesialis penyakit dalam RS Sari Asih Karawaci, Kota Tangerang, dr. Fandy Erlangga.
"Saat sahur dosisnya harus lebih kecil dibanding setelah berbuka puasa. Untuk dosis pastinya tentu harus dikonsultasikan terlebih dulu ke masing-masing dokter karena bagi pasien diabetes sangat individual,” kata Fandy.
Ia juga menyarankan penderita diabates untuk memiliki alat tes gula darah. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi terkini penderita jika mengalami hipoglikimia.
“Ini yang penting, kita harus mempunyai alat tes gula darah sendiri, di mana kita harus rajin-rajin memeriksakan gula darah dan waktunya di pagi atau sore hari,” jelasnya.
Lalu, penderita diabetes juga harus melakukan penyesuaian nutrisi dan aktifitas fisik. Adapun, penyesuaian nutrisi itu dilakukan 40 persen saat sahur dan 50 persen saat berbuka puasa.
Menurutnya, sahur sangat penting. Jangan sampai tidak sahur karena baik bagi yang berpuasa. Namun, tentunya protein, lemak, dan karbohidrat harus disesuaikan, perbanyak cairan, kurang lebih 30-50 cc per kilogram berat badan.
“Misal, berat badan kita 50 kg, maka minum harus 1,5-2,5 liter per hari. Selain itu, pengaturan aktivitas fisik. Jika ingin berolahraga sebaiknya dilakukan 1-2 jam menjelang buka puasa,” katanya.
Baca juga: 5 Tanda Gula Darah Terlalu Tinggi, Termasuk Penglihatan Buram