Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riwayat Ketupat, Simbol Pemersatu yang Dulu Tak Identik dengan Lebaran

Reporter

image-gnews
Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lebaran identik dengan ketupat, makanan khas Indonesia dan Malaysia yang terbuat dari beras dalam pembungkus berbentuk segi empat yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur). Beras yang dibungkus daun kelapa muda ini kemudian direbus hingga matang.

Meski selalu disajikan saat Idul Fitri di Indonesia, tidak banyak yang tahu ketupat memiliki sejarah dan makna yang menarik. Menurut Hermanus Johannes de Graaf, sejarawan Belanda yang khusus menulis sejarah Jawa, ketupat diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Untuk memperkenalkan Islam, Sunan Kalijaga memperkenalkan tradisi, yaitu setelah Ramadan usai dan Idul Fitri dirayakan, masyarakat setempat diajak menganyam ketupat dari daun kelapa muda lalu disii dengan beras. Meski pendapat itu sangat populer, sebenarnya masyarakat Jawa telah mengenal hidangan bernama ketupat atau tipat sebelum datangnya Islam.

Sebelum Islam masuk, masyarakat Indonesia, terutama di Jawa dan Bali, kerap menggantungkan ketupat di depan pintu rumah sebagai jimat. Ketupat juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan dalam mitologi Hindu. Setelah masuknya Islam, Sunan Kalijaga memperkenalkan tradisi Lebaran dan ketupat diangkat dari tradisi pemujaan terhadap Dewi Sri.

Akan tetapi, pada tradisi Lebaran, ketupat tidak lagi digunakan untuk memuja Dewi Sri melainkan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan. Penggunaan ketupat sebagai hidangan perayaan tidak hanya di Pulau Jawa. Di daerah-daerah lain terdapat tradisi unik yang dinamakan perang ketupat.

Di Pulau Bangka, perang ketupat dilakukan saat memasuki Tahun Baru Islam atau 1 Muharam. Di Desa Kapal, Badung, Bali, perang ketupat bertujuan untuk memperoleh keselamatan dan kesejahteraan. Di Lombok, perang ketupat dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen dan menandai saat mulai menggarap sawah.

Berdasarkan penelitian dari De Graaf dalam buku Malay Annual, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisir yang ditumbuhi banyak pohon kelapa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketupat bukan sekadar makanan yang disajikan untuk menjamu para tamu saat Idul Fitri maupun merayakan genapnya enam hari berpuasa sunah pada bulan Syawal. Ketupat memiliki makna yang sangat dalam. Nama ketupat atau kupat merupakan singkatan dari bahasa Jawa ngaku lepat (mengaku salah), yang disimbolkan dengan anyaman janur kuning yang berisi beras lalu dimasak.

Nasi dianggap melambangkan nafsu manusia. Nasi yang dililit dengan janur memiliki arti manusia harus mampu menahan hawa nafsu dunia dengan hati nurani. Selain itu, bagian ketupat lainnya juga memiliki makna tersendiri. Anyaman janur menggambarkan kesalahan manusia, kemudian bentuk segi empat memiliki makna kemenangan umat Islam setelah menjalani puasa selama satu bulan.

Butiran beras yang dibungkus dalam janur juga merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Penggunaan janur sebagai bungkus pun memiliki makna tersembunyi. Janur dalam bahasa Arab berasal dari kata jaa a al-nur, bermakna telah datang cahaya. Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan sejatine nur (cahaya). Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya (iman) selama Ramadan.

Anyaman janur yang saling melekat merupakan ajakan untuk melekatkan tali silaturahmi dan mempererat persaudaraan tanpa melihat perbedaan kelas sosial. Bagi sebagian masyarakat Jawa, bentuk segi empat ketupat memiliki makna kiblat papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin utama, Timur, Barat, Selatan, dan Utara. Artinya, ke arah mana pun manusia pergi ia tidak boleh melupakan pancer (arah) kiblat.

Ketupat kerap disajikan dengan kuah santan yang dibubuhi kunyit berwarna kuning keemasan, melambangkan emas dan keberuntungan dalam tradisi Cina. Selain itu, santan atau dalam bahasa Jawa disebut santen dapat memiliki makna nyuwun ngapunten, yang berarti saya memohon maaf.

Baca juga: Cara Asik Isi Libur Lebaran bersama Keluarga

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

9 jam lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


Lebaran Idul Fitri 2024 Bandara Lombok Layani 115 Ribu Pergerakan Penumpang

11 jam lalu

Bandara Lombok. Dok. AP I Bandara Lombok
Lebaran Idul Fitri 2024 Bandara Lombok Layani 115 Ribu Pergerakan Penumpang

Bandara Lombok melayani 115.597 pergerakan penumpang selama periode Lebaran 2024. Angka ini meningkat sebesar 9 persen dibandingkan tahun lalu


Telkomsel Sukses Kawal Aktivitas Digital Pelanggan saat Ramadan dan Idul Fitri

15 jam lalu

Telkomsel Sukses Kawal Aktivitas Digital Pelanggan saat Ramadan dan Idul Fitri

Melalui optimalisasi jaringan broadband terdepan serta ketersediaan produk dan layanan bernilai tambah, Telkomsel sukses mengawal momen Ramadan dan Idul Fitri.


5 Hari Lebaran, Polisi Catat Ada 1.370 Kecelakaan dan 200 Orang Tewas

1 hari lalu

Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan meninjau lokasi kecelakaan bus Rosalia Indah di KM 370 Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, Kamis, 11 April 2024. Dok. Korlantas Polri
5 Hari Lebaran, Polisi Catat Ada 1.370 Kecelakaan dan 200 Orang Tewas

Korlantas Polri mencatat ada ribuan kecelakaan lalu lintas selama 5 hari Lebaran. Dari jumlah total itu ada ratusan nyawa terenggut.


Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

1 hari lalu

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri.
Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri termasuk Setya Novanto dan Djoko Susilo.


Penumpang Masih Padati Stasiun di KAI Daop 9 Jember hingga Sepekan Pasca Lebaran

1 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan kereta api. TEMPO/Muhammad Hidayat
Penumpang Masih Padati Stasiun di KAI Daop 9 Jember hingga Sepekan Pasca Lebaran

Penumpang kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi 9 Jember masih cukup tinggi.


Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

1 hari lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.


Kuasa Hukum Sebut Anandira Puspita Tak Pernah Izinkan Kasus Dugaan Perselingkuhan Suaminya Diunggah Akun Instagram Ayoberanilaporkan6

1 hari lalu

Sunan Kalijaga menghadiri Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kuasa Hukum Sebut Anandira Puspita Tak Pernah Izinkan Kasus Dugaan Perselingkuhan Suaminya Diunggah Akun Instagram Ayoberanilaporkan6

Kuasa hukum Anandira Puspita menyatakan kliennya tak pernah mengizinkan admin akun @ayoberanilaporkan mengunggah dugaan perselingkuhan suaminya.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Rupiah Terus Melemah, Apa Dampaknya?

1 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Terus Melemah, Apa Dampaknya?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah dan telah menembus Rp16 ribu. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan usaha.