Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Mei Hari Asma Sedunia, Apa Saja Mitos Tentang Asma?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Asma Sedunia (World Asthma Day) setiap tahun diperingati pada hari Selasa pertama di bulan Mei. Peringatan ini dimulai sejak 1998 Global Initiative for Asthma organisasi yang mempunyai peran menetapkan pedoman medis untuk mengendalikan asma. Peringatan asma sedunia ini diselenggarakan lebih dari 35 negara, berfokus pada edukasi masyarakat mengenai perkembangan riset terkait pengendalian dan perawatan asma.

Tiap tahunnya tema yang dipilih berbeda dengan harapan dapat memicu kesadaran mengenai penyebab dan dampak dari kondisi penderita asma. Kegiatan ini didukung berbagai organisasi kesehatan seperti Global Initiative fo Asthma (GINA), National Heart  Lung and Blood yang berbasis di Amerika Serikat dan oleh World Asthma Foundation.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan dalam sejarahnya hari asma sedunia ditetapkan bersamaan dengan pertemuan asma sedunia di Barcelona dan berkembang menjadi peringatan rutin hari asma sedunia.

Dikutip dari jurnal Journal Of Agromedicine And Medical Sciences Data Gina 2020, prevalensi asma di dunia 1-18 persen, tren yang terus meningkat setiap tahunnya. Asma merupakan masalah kesehatan global yang memiliki angka morbidilitas tinggi di dunia. Asma merupakan penyakit kronis yang dapat berpengaruh bagi saluran udara dan paru-paru ditandai dengan kesulitan bernapas. Penyakit asma disebabkan oleh pembengkakan dan radang saluran bronkial.

Mitos Soal Asma

Asma merupakan masalah kesehatan yang tidak bisa disepelekan, hingga saat ini masih banyak mitos yang beredar terkait asma, apa saja mitos itu?

1. Penderita asma tidak boleh berolahraga

Dilansir dari Bisnis.com penderita asma bisa berolah raga setelah berkonsultasi dengan dokter. Karena bukan aktivitas olah raga yang menyebabkan asma kambuh melainkan serbuk sari, jamur, dan debu yang bisa saja ada di udara saat berolah raga menyebabkan penyakit asma.

Olah raga sendiri sangat baik bagi kesehatan terutama bagi penderita asma karena dapat meningkatkan fungsi paru-paru. Namun saat berolah raga pastikan tidak terkena debu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Penderita asma menunjukkan gejala yang sama

Hal ini tidak benar, karena faktanya penderita asma memiliki gejala yang bervariasi atau berbeda-beda tiap orang. Seseorang mungkin menunjukkan gejala masalah pernapasan dan lainnya mengalami batuk. Oleh karena itu sebaiknya memeriksakan diri ke dokter dan meminum resep dari dokter. Jangan mengobati sendiri berdasarkan gejalanya.

3. Kemungkinan untuk mengatasi asma

Gejala asma bisa berubah seiring waktu atau bahkan hilang. Ini bisa terjadi karena faktor lingkungan atau tubuh dengan bertambahnya usia. Anak muda yang menunjukkan gejala asma bisa hilang dan timbul kembali karena faktor lingkungan yang banyak polusi atau perubahan iklim.

YOLANDA AGNE 

Baca: Kaitan Asma dan Mitos Soal Inhaler

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

3 hari lalu

Tasya Kamila dan Randi Bachtiar bersama dua anaknya merayakan Lebaran 2023 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Foto: Instagram/@tasyakamila
Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

18 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

21 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

22 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

23 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kenali Gejala Flu Singapura, Mudah Tertular pada Anak Melalui Batuk

Flu Singapura yang mudah menular pada anak usia di bawah lima tahun. Orang tua perlu waspadai gejalanya.


6 Cara Sederhana Redakan Batuk Membandel

28 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
6 Cara Sederhana Redakan Batuk Membandel

Batuk bisa bertahan selama beberapa waktu. Berikut beberapa pengobatan rumahan yang bisa dicoba untuk meredakan batuk.


Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

42 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

Pada 2022, sebanyak 7,5 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan menjadi rekor tertinggi yang pernah terjadi. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

47 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.


Kelompok yang Berisiko Tinggi Kena TBC, Termasuk Perokok

55 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kelompok yang Berisiko Tinggi Kena TBC, Termasuk Perokok

Selain perokok, kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko terkena TBC adalah orang yang positif HIV karena imunnya rendah, serta balita dan lansia.


Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

21 Februari 2024

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.