Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Penyebab Kecemasan dan Serangan Panik dan Terapinya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik tak terduga tidak memiliki pemicu eksternal yang jelas. Serangan panik dan kecemasan yang sudah diprediksi dapat dipicu oleh hal yang sama. Beberapa pemicu umum meliputi pekerjaan yang membuat stres, mengemudi, situasi sosial, fobia, seperti agorafobia (takut pada keramaian atau ruang terbuka), klaustrofobia (takut pada ruang kecil), dan akrofobia (takut ketinggian), pengingat atau kenangan akan pengalaman traumatis , penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, sindrom iritasi usus besar, atau asma, nyeri kronis, putus obat terlarang atau alkohol, kafein, obat-obatan dan suplemen, masalah tiroid.

Kecemasan dan serangan panik memiliki faktor risiko yang sama, seperti mengalami trauma atau menyaksikan peristiwa traumatis, baik ketika masih-masih anak atau setelah dewasa, mengalami peristiwa yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai, atau perceraian. Stres dan kekhawatiran yang berkelanjutan, seperti tanggung jawab pekerjaan, konflik dalam keluarga, atau masalah keuangan, hidup dengan kondisi kesehatan kronis atau penyakit yang mengancam jiwa, memiliki kepribadian yang cemas serta memiliki gangguan kesehatan mental lain, seperti depresi.

Selain itu, memiliki anggota keluarga dekat yang juga memiliki gangguan kecemasan atau panik, menggunakan obat-obatan atau alkoholik. Orang yang mengalami kecemasan berada pada peningkatan risiko mengalami serangan panik. Namun, memiliki kecemasan bukan berarti akan mengalami serangan panik.

Dokter tidak dapat mendiagnosis serangan kecemasan tetapi dapat mendiagnosis gejala kecemasan, gangguan kecemasan, serangan panik, dan gangguan panik. Dokter akan menanyakan gejala dan melakukan tes untuk menyingkirkan kondisi kesehatan lain dengan gejala serupa, seperti penyakit jantung atau masalah tiroid.

Untuk mendapatkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik tes darah, tes jantung, seperti elektrokardiogram, evaluasi psikologis atau kuesioner. Bicaralah dengan dokter tentang perawatan lain untuk kecemasan dan serangan panik. Berikut beberapa perawatan yang mungkin mereka diskusikan.

Konseling dan psikoterapi
-Terapi bicara untuk gangguan kecemasan dan panik.

-Terapi perilaku-kognitif (CBT) dapat membantu melihat hal-hal yang membuat khawatir dengan cara baru. Seorang konselor dapat membantu mengembangkan strategi untuk mengelola pemicu ketika muncul.

-Terapi kognitif dapat membantu menentukan, membingkai ulang, dan menetralisir pikiran.

-Terapi paparan melibatkan paparan terkontrol terhadap situasi yang memicu ketakutan dan kecemasan, yang dapat membantu belajar menghadapi ketakutan tersebut dengan cara baru.

-Teknik relaksasi termasuk latihan pernapasan, citra terpandu, relaksasi progresif, biofeedback, dan pelatihan autogenik. Dokter dapat berbicara melalui beberapa di antaranya. Dokter mungkin menyarankan menghadiri sesi individu, sesi kelompok, atau kombinasi keduanya.

Pengobatan
Contoh obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan inhibitor reuptake serotonin norepinefrin (SNRI), betablocker, yang dapat membantu mengelola beberapa gejala fisik, seperti detak jantung yang cepat, obat antikecemasan seperti benzodiazepin, obat penenang yang dapat menekan gejala dengan cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semua obat ini dapat memiliki efek samping. SSRI dan SNRI adalah untuk penggunaan jangka panjang dan perlu waktu untuk merasakan efeknya. Benzodiazepin hanya untuk penggunaan jangka pendek karena ada risiko ketergantungan yang tinggi.

Seringkali dokter akan merekomendasikan kombinasi perawatan. Mereka mungkin juga perlu mengubah rencana perawatan dari waktu ke waktu. Anda harus berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan mental lain untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati gejala yang berhubungan dengan kecemasan dan kepanikan.

Memiliki rencana perawatan dan menaatinya saat serangan terjadi dapat membantu memegang kendali atas diri sendiri. Jika merasakan kecemasan atau serangan panik, coba cara berikut:

Ambil napas dalam-dalam yang lambat. Saat merasakan napas semakin cepat, fokuskan perhatian pada setiap tarikan dan embusan napas. Rasakan perut terisi udarasaat menarik napas. Hitung mundur dari empat saat mengeluarkan napas. Ulangi sampai napas melambat.

Kenali dan terima apa yang dialami. Jika pernah mengalami kecemasan atau serangan panik, Anda tahu itu memiliki tantangan sendiri. Ingatkan diri gejalanya akan berlalu dan Anda akan baik-baik saja.

Latih kesadaran. Intervensi berbasis kesadaran semakin banyak digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan panik. Perhatian penuh adalah teknik yang dapat membantu mengembalikan pikiran ke masa sekarang. Anda dapat melatih perhatian dengan secara aktif mengamati pikiran dan sensasi tanpa bereaksi terhadapnya.

Gunakan teknik relaksasi. Teknik relaksasi meliputi guided imagery, aromaterapi, dan relaksasi otot. Jika mengalami gejala kecemasan atau serangan panik, cobalah melakukan hal-hal yang dinilai menenangkan. Tutup mataa, mandi, atau gunakan lavender, yang memiliki efek relaksasi.

Perubahan gaya hidup berikut dapat membantu mencegah kecemasan dan serangan panik, serta mengurangi keparahan gejala saat serangan terjadi seperti mengurangi dan kelola sumber stres, pelajari cara mengidentifijasi dan menghentikan pikiran negatif.

Selain itu, olahraga teratur, medirasi atau yoga, konsumsi gizi seimbang, bergabung dengan kelompok pendukung untuk orang-orang dengan kecemasan atau serangan panik dan batasi konsumsi alkohol dan kafein serta penggunaan obat-obatan.

Baca juga: Beda Kecemasan dan Serangan Panik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

21 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

1 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

2 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

2 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

3 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

Stres saat mudik biasanya terjadi ketika kita terjebak dalam kemacetan yang panjang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Simak tips kurangi stres.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

13 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

13 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?