Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ciri Anak dan Orang Dewasa yang Mengalami ADHD

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar soal attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)? Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menggambarkan kondisi ini sebagai salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum. Hal ini ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif.

Asosiasi Psikiater Amerika (APA) memperkirakan 8,4 persen anak dan 2,5 persen orang dewasa menderita ADHD. Namun, gejala ADHD bervariasi pada setiap orang. Dilansir dari Health Digest, ADHD dapat muncul pada orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin.

ADHD sulit dijabarkan karena sejumlah alasan, termasuk stigma, kurangnya informasi seputar topik tersebut, dan akses terbatas ke perawatan kesehatan. Tetapi, salah satu perjuangan terbesar terletak pada kenyataan gejalanya sangat berbeda, tergantung pada usia dan jenis kelamin.

Anak kecil dengan ADHD akan banyak melamun, mudah kehilangan fokus saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah. Mereka sering terlihat menggeliat di kursi, gelisah, dan sering bangun untuk berlarian. Mereka berbicara berlebihan, menyela orang lain, dan kesulitan bergiliran dan bergaul dengan rekan-rekan.

Remaja memiliki gejala yang sama tetapi masalah baru muncul sebagai akibat dari tanggung jawab yang datang seiring bertambahnya usia. Ini dapat muncul sebagai masalah dengan organisasi dan manajemen waktu, berjuang untuk menyelesaikan tugas, sering kehilangan barang-barang pribadi, dan meningkatnya frustrasi dan kepekaan emosional yang dapat mempengaruhi hubungan di rumah dan sekolah.

Sementara kebanyakan orang menerima diagnosis pada masa remaja, tercatat beberapa orang memasuki usia dewasa tanpa mengalaminya. Orang dewasa dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan naik kelas atau menyelesaikan pekerjaan, yang dapat menyebabkan masalah dengan harga diri. Penyalahgunaan narkoba umum terjadi pada orang dewasa dengan ADHD.

Sementara ADHD empat kali lebih mungkin terjadi pada pria dan anak laki-laki, wanita dan anak perempuan juga dapat mengalaminya. Namun, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di BMC Psychiatry menemukan wanita cenderung memiliki gejala yang lebih halus yang dapat mencakup campuran perilaku lalai dan hiperaktif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wanita dan anak perempuan dengan ADHD cenderung memiliki lebih banyak kesulitan dalam mengatur emosi, kemungkinan masalah sosial yang lebih tinggi, lebih berjuang dengan akademis dan harga diri, dan memiliki peningkatan risiko infeksi menular seksual dan kehamilan. Perubahan hormonal akibat menstruasi dan kehamilan juga dapat memperburuk gejala ADHD.

Penyebab dan pengobatan
Para ilmuwan telah bekerja keras mencari penyebab ADHD dan sementara belum ada jawaban pasti. CDC melaporkan keturunan bisa menjadi faktor. Penyebab lain termasuk cedera otak, kelahiran prematur, faktor lingkungan seperti paparan timbal, dan ibu merokok atau minum alkohol selama kehamilan.

Karena tidak ada tes laboratorium untuk mengkonfirmasi ADHD, diagnosis berasal dari pengumpulan informasi dari orang tua dan guru, dan evaluasi medis yang mencakup skrining pendengaran dan penglihatan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah medis lain. Setelah diagnosis diperoleh, ADHD dapat diobati melalui pengobatan dan terapi perilaku.

Stimulan seperti metilfenidat dan amfetamin telah dianggap aman dan terbukti berhasil meredakan gejala ADHD. Tetapi, ada alternatif bagi yang tidak merespons stimulan dengan baik atau lebih memilih untuk menghindarinya.

Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab ADHD, Hiperaktif Hingga Impulsif

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com
Metode yang Disarankan Pakar untuk Atasi Anak Tantrum

Dokter anak menjelaskan metode RRID bisa digunakan untuk mengatasi anak tantrum. Seperti apa penerapannya?


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

19 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

20 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

23 hari lalu

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April dan masyarakat perlu membedakan gejala autisme dengan hiperaktif.


Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

25 hari lalu

Ilustrasi saudara kandung. Foto: Freepik.com/drobotbean
Sindrom Anak Sulung Viral di TikTok, Baikkah Dampaknya atau Sebaliknya?

Beberapa ciri terkait sindrom anak sulung adalah perfeksionis, tanggung jawab besar, berperan sebagai pemimpin. Berdampak positif atau sebaliknya?


Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

28 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.