TEMPO.CO, Jakarta - Tak cuma anak-anak yang berisiko, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta mengingatkan orang dewasa atau lanjut usia berpotensi tertular hepatitis akut.
"Dari kasus-kasus yang ada di dunia itu terjadi pada anak umur satu bulan sampai 16 tahun tapi sebenarnya bisa mengenai ke semua usia bila berhubungan dengan pasien hepatitis akut," ujar Kepala Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSPI Sulianti Saroso Jakarta, Titi Sundari.
Namun, ia mengatakan hingga saat ini kasus hepatitis akut baru dilaporkan terjadi pada anak dengan usia satu bulan hingga 16 tahun. Ia menyatakan salah satu upaya terhindar dari penularan penyakit, termasuk hepatitis akut, dengan menjaga kebersihan tangan. Ia menyarankan lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
"Fungsi dari sabun adalah menurunkan tegangan permukaan tangan sehingga kuman yang melekat akan mudah lepas," tuturnya.
Ia meminta masyarakat mencuci tangan dengan benar, yakni mulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela hingga ujung jari. "Mencuci tangan tidak hanya sekadar membasuh air saja, apalagi tidak memakai sabun. Setelah cuci tangan jangan lupa untuk mengeringkan agar tetap higienis," ucapnya.
Selain dengan sabun, membersihkan tangan juga bisa dengan penyanitasi tangan. Alkohol pada penyanitasi tangan berperan sebagai antiseptik yang bisa membunuh 90 persen antibakteri, antivirus, dan antijamur. Namun, pada kasus hepatitis akut, ia mengatakan masyarakat disarankan untuk lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Pasalnya, pada kasus hepatitis akut sekarang ini dicurigai salah satu penyebab adalah adenovirus, di mana alkohol 70 persen pada penyanitasi tangan tidak cukup efektif untuk membunuh kuman tersebut.
"Sehingga pedoman WHO pun menyampaikan mencuci tangan lebih baik dengan sabun dan air mengalir," tuturnya.