TEMPO.CO, Jakarta - Perhatian untuk para orang tua. Ketua Satgas Imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Hartono Gunardi, mengatakan imunisasi pada masa pandemi sangat efisien melindungi anak dari ancaman penyakit yang lebih menular dari COVID-19.
"Imunisasi merupakan program layanan kesehatan yang sangat terdampak pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sehingga terjadi peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Hartono.
Adapun jenis penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi di antaranya hepatitis B, poliomielitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib). Berdasarkan hasil penelitian, setiap kasus anak yang terinfeksi COVID-19 saat melakukan imunisasi setara dengan 80 kematian yang bisa dicegah oleh imunisasi.
"Imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," jelasnya.
Menurut Hartono, masyarakat sering takut untuk mengakses layanan imunisasi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia karena COVID-19 sangat menular.
"Sebab satu penderita COVID-19 bisa menulari tiga hingga lima orang sehat lain bila tidak diimunisasi," katanya.
Hartono mencontohkan campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan jauh lebih menular dari COVID-19. Satu penderita campak bisa menulari sekitar 12-18 anak lain yang tidak diimunisasi.
"Kita perlu waspada dengan penyakit ini," katanya. Penyakit lain adalah rubella yang dapat mengakibatkan kecacatan pada janin yang dikandung dan menjadi beban anak seumur hidup untuk mengakses pengobatan, dikucilkan masyarakat, dan menjadi beban bagi pembiayaan yang bersumber dari keuangan negara.
"Imunisasi adalah program yang mulia dalam mencegah penyakit. Ada 1,7 juta anak yang belum mendapat imunisasi lengkap. Ini perlu dilindungi agar anak sehat dan tubuh berkembang jadi generasi emas pada 2045," imbaunya.