Sebab penyakit ini dapat menular dengan kontak dekat melalui saluran pernapasan, Hanifah juga mengingatkan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas serta memahami gejala awal penyakit hepatitis akut.
- Peran Adenovirus
World Health Organization (WHO) masih menyelidiki peran Adenovirus dalam penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di sejumlah negara.
Sebanyak 70 persen dari kasus yang diuji ternyata dinyatakan positif Adenovirus.
Berdasarkan keterangan saintis senior dari program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook, dalam konferensi pers WHO pada Selasa, 10 Mei 2022 virus diidentifikasi sebagai subtipe 41. Di mana subtipe 41 berasal dari kelompok Adenovirus yang biasanya didapati menyebabkan gastroenteritis ringan sampai sedang.
Gejala yang dirasakan seperti diare, muntah-muntah dan sakit perut serta bagian juga disertai gangguan pernapasan atas. Adenovirus tersebut masih jadi hipotesis utama penyebab terjadinya hepatitis akut misterius alias yang belum diketahui penyebabnya ini. Akan tetapi, WHO masih mencari tahu apakah Adenovirus ini sebagai penyebab atau hanya muncul secara kebetulan saja.
- Berpotensi jadi Pandemi atau Tidak?
Dicky Budiman menyatakan hepatitis akut berpeluang menjadi pandemi. Menurutnya pandemi didasari dengan penyakit itu muncul lintas benua bukan hanya negara.
Dicky melihat penyakit ini masih ada kaitan erat dengan Covid-19 meski perlu dibuktikan lebih lanjut apakah merupakan bagian dari long covid atau dampak akut dari virus corona. Namun Dicky menegaskan jika virus penyebab penyakit itu masih belum jelas.
Selain itu, kasus hepatitis akut ini juga terjadi pada anak-anak, yang dugaannya atau hipotesisnya terjadi karena mereka mayoritas memang belum divaksinasi. Namun berdasarkan keterangan dari Juru Bicara Kemenkes, dr. Nadia mengatakan meski telah menyebar di berbagai negara dan memakan banyak korban persebarannya cukup lambat.
- Tidak Berkaitan dengan Vaksinasi Covid-19
Hanifah Oswari menjelaskan hingga kini belum ada bukti keterkaitan antara penyakit hepatitis akut dengan Covid-19. Meski kadang dikaitkan, dua penyakit ini hanya kejadian yang koinsiden atau bersamaan.
"Jadi, tidak benar jika kejadian (hepatitis akut) ini dihubungkan dengan vaksinasi Covid-19 karena tidak ada bukti keterkaitannya," kata Hanifah.
Ia mengungkapkan saat ini Kementerian Kesehatan menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut untuk mengetahui seluk beluk dari penyakit yang banyak menyerang anak ini.
TATA FERLIANA
Baca: BRIN Beberkan 9 Kegiatan Riset Hadapi Hepatitis Akut Misterius