Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesadaran Masyarakat soal Gagal Jantung Masih Rendah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com
Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Rarsari Soerarso, SpJP(K), mengatakan kesadaran masyarakat mengenai kondisi gagal jantung masih rendah, termasuk pada orang dengan faktor risiko, pihak pemerintah, maupun tenaga kesehatan di faskes tingkat 1.

“Kalau dibilang beban gagal jantung terhadap negara sebetulnya sangat besar. Masalahnya, awareness-nya itu sangat kecil,” ujar anggota Kelompok Kerja (Pokja) Gagal Jantung dan Kardiometabolik di PERKI itu.

Ia mengatakan tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama seperti puskesmas penting untuk memperbarui pengetahuan mengenai deteksi dan diagnosis gagal jantung sebab terkadang gejalanya tidak disadari. Salah satu gejala khas gagal jantung yaitu sesak napas saat istirahat atau aktivitas. Pada kasus ibu hamil bahkan lebih sulit membedakan antara sesak napas saat berada di periode terakhir kehamilan atau karena gejala gagal jantung.

“Kalau bicara tentang sesak napas, mungkin dipikirnya penyakit paru-paru, TBC, bronkitis. Padahal banyak kasus mungkin itu adalah tanda dari gagal jantung,” kata dokter yang akrab disapa Riri itu.

Gagal jantung merupakan kondisi abonormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Selain sesak napas, gejala tipikal lain termasuk ortopnea atau tidak nyaman saat bernapas sambil berbaring, cepat lelah, edema tungkai atau bengkak pada pergelangan kaki, dan sebagainya.

Berdasarkan data Indonesian Chronic Heart Failure Registry (Anchure) pada 2018 dari PERKI, terdapat 2.115 pasien gagal jantung dari 10 faskes di Indonesia. Dari total penderita tersebut, 58 persen merupakan usia produktif, yakni di bawah 40 hingga 59 tahun. Data PERKI pada 2018 juga menunjukkan bahwa 17,2 persen pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit dan 11,3 persen meninggal dalam satu tahun perawatan.

Angka-angka tersebut, menurut Riri, jauh dari kata terkendali. Sementara klinik gagal jantung di pusat kota dari hari ke hari terdapat peningkatan pasien gagal jantung yang dirujuk dari fasilitas kesehatan dari daerah-daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalau dari hari ke hari praktik klinik, semakin hari semakin banyak karena mungkin dulu enggak ketahuan, sekarang baru ketahuan. Ketahuannya juga sudah agak telat di daerah-daerah, jadidikirim ke kami pun semakin banyak. Dan yang enggak enaknya, kondisi pasien sudah relatif stadium dua ke atas,” kata Riri.

Dokter yang berpraktik di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu menganjurkan agar melakukan deteksi dini bagi orang tanpa kormobid saat berada di usia 30 tahun ke atas.

“Sering-seringlah cek darah. Minimal tensi darah. Cek kolesterol, cek gula, itu rutin, katakanlah setahun sekali. Karena itu kita bisa mendeteksi faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, faktor risiko darah tinggi, dan nanti ke belakangnya bisa mencegah gagal jantung,” jelas Riri.

Tak hanya usia 30-an, orang dengan faktor risiko di usia 20-an pun perlu waspada terhadap kemungkinan kondisi gagal jantung. Riri mengatakan banyak penyebab yang bisa menjadi kondisi gagal jantung dan tidak ada yang spesifik. Namun, ia mencatat paling sering terkait dengan penyakit jantung koroner. Faktor risiko gagal jantung lainnya juga termasuk hipertensi, kolesterol, diabetes, obesitas, minum alkohol berlebihan, garam berlebihan, merokok, dan sebagainya.

Baca juga: Kaitan Masalah di Kaki dengan Kesehatan Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

3 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

4 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

5 hari lalu

Personel Polda Banten evakuasi perempuan sesak nafas saat arus balik Lebaran di Dermaga VII Pelabuhan Merak, Minggu 14 April 2024. (ANTARA/HO-Polda Banten)
Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

9 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

14 hari lalu

Varises. Usaveinclinics.com
Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

17 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

20 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

23 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

23 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

24 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?