TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial telah digunakan untuk orang mencari informasi dan ruang digital untuk eksistensi. Mengutip Science Daily, efek trauma seperti stres dan gangguan kecemasan tertentu bisa muncul ketika seseorang melihat media sosial.
Ahli psikologi Universitas Bradford, Pam Ramsden menjelaskan, paparan peristiwa kekerasan di media sosial membuat orang-orang seperti mengalami sendiri kejadian itu. "Menyaksikan peristiwa ini dan merasakan kesedihan dari mereka yang mengalaminya secara langsung berdampak kehidupan sehari-hari," katanya.
Trauma muncul saat melihat media sosial
Ramsden merujuk laporan penelitiannya terhadap 189 partisipan berusia 37 tahun. Partisipan mengikuti tes klinis untuk mengukur gangguan stres pascatrauma (PTSD). Tes itu berupa kuesioner kepribadian, perkiraan trauma. Ada juga kuesioner yang berisi beberapa peristiwa kekerasan di media sosial atau Internet, termasuk serangan Menara Kembar World Trade Center, penembakan di sekolah dan bom bunuh diri.
Hasilnya menunjukkan sebanyak 22 persen dari partisipan terpengaruh signifikan peristiwa di media sosial. Walaupun mereka tak ada yang memiliki trauma sebelumnya. Tapi, merasakan peristiwa traumatis itu saat menonton melalui media sosial. Mereka yang melaporkan melihat peristiwa lebih sering yang paling terpengaruh.
"Cukup mengkhawatirkan hampir satu perempat dari partisipan yang melihat peristiwa kekerasan memperoleh skor tinggi tes klinis PTSD. Peningkatan risiko juga terjadi bagi mereka yang memiliki kepribadian ekstrovert," kata Ramsden.
Peningkatan akses ke media sosial dan Internet melalui tabet dan smartphone. Ramsden mengingatkan perlu kesadaran orang-orang mengenai risiko dari melihat peristiwa atau berita kekerasan itu.
Apa itu PTSD?
Kenangan lampau mempengaruhi kehidupan seseorang terutama kesehatan mental. Merujuk publikasi dalam Journal of Abnormal Psychology. Penyusunan jurnal yang dipimpin ahli psikologi Alessandro Massazza itu menjelaskan, ingatan dari kejadian traumatis masa lalu mengganggu kondisi psikologis seseorang.
Kenangan yang muncul tiba-tiba atau intrusif merupakan gejala dari gangguan stres pascatrauma atau PTSD. Menurut Massazza, teori kognitif gangguan stres pascatrauma menunjukkan, ingatan intrusif dari peristiwa traumatis sebagian muncul disebabkan oleh perubahan spesifik dalam cara berpikir.
“Ketika orang merasa, berpikir dan berperilaku selama peristiwa itu," kata Massazza dikutip dari Psychology Today.
KAKAK INDRA PURNAMA
Baca: Pengalaman Buruk Traumatis Masa Lalu Mendadak Muncul, Apa Penyebabnya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.