Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Hipertensi Sedunia, Lebih dari 57 Ribu Orang Terkena Hipertensi Setiap Hari

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Studi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menunjukkan jumlah penderita hipertensi berusia 30 sampai 79 tahun bertambah dari 650 juta orang menjadi 1,28 miliar orang dalam 30 tahun terakhir. Artinya, terjadi penambahan sebanyak 630 juta penderita hipertensi dalam tiga dekade tersebut atau muncul sekitar 57.534 penderita hipertensi setiap harinya.

Studi tersebut juga mengungkapkan sebanyak 53 persen perempuan dan 62 persen pria dengan hipertensi atau sekitar 720 juta orang, tidak menjalani pengobatan yang dibutuhkan. Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe mengatakan, hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan.

"Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi di tingkat global maupun Indonesia," katanya dalam diskusi daring Hari Hipertensi Sedunia yang diperingati setiap 17 Mei bersama Omron, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada Jumat, 20 Mei 2022. Ada beragam faktor risiko hipertensi, yakni usia, jenis kelamin, genetika, gaya hidup tidak sehat, kesadaran untuk memonitor tekanan darah secara rutin, hingga kurangnya kepatuhan berobat.

Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, hanya separuh atau 54 persen penderita hipertensi yang rutin minum obat. Sebanyak 32,27 persen tidak rutin minum obat, dan 13,33 persen tidak pernah minum obat sama sekali. Ketua Kelompok Kerja Hipertensi Perki, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Badai Bhatara Tiksnadi mengatakan, tekanan darah harus terkontrol dengan target sesuai penyakit penyertanya.

Diskusi daring peringatan Hari Hipertensi Sedunia bersama Omron, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada Jumat, 20 Mei 2022. (kiri ke kanan) Ketua Panitia Pendidikan Masyarakat, Riana Handayani; Sekretaris Jenderal YJI, Widiyanti Putri; Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe; Spesialis Jantung Devie Caroline; Marketing Manager Omron Healthcare Indonesia, Herry Hendrayadi; Ketua Pokja Hipertensi Perki, Badai Bhatara; Ketua PP Perki, Isman Firdaus.

"Pasien hipertensi sebaiknya tetap minum obat hipertensi yang disarankan dokter untuk menjaga tekanan darahnya tidak naik," katanya. "Harus dipastikan bahwa diagnosis hipertensi dilakukan dengan teknik pengukuran yang benar dan akurat."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain obat-obatan, pengendalian tekanan darah dapat dilakukan dengan cara non-farmakologis, seperti menggunakan alat pengukur tekanan darah digital, pembatasan asupan garam, latihan fisik dengan intensitas sedang yang teratur, dan mencapai berat badan ideal. "Pemantauan tekanan darah secara teratur di rumah merupakan cara yang efektif dalam mendeteksi dan mengelola hipertensi untuk mencegah berbagai macam komplikasi kesehatan, seperti penyakit jantung, stroke, dan kematian," ujar Badai.

Dokter Spesialis Jantung, Devie Caroline mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat. Beberapa alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena merasa sehat, lupa, memilih pengobatan tradisional, dan khawatir efek samping obat. "Perlu strategi supaya penderita hipertensi menjadi patuh minum obat," ujarnya.

Tomoaki Watanabe melanjutkan, Omron memiliki misi untuk menciptakan dunia yang bebas dari penyakit kardiovaskular atau Going fo Zero melalui perawatan preventif. Caranya, membiasakan memantau tekanan darah secara teratur, mengontrol hipertensi, dan perubahan perilaku untuk mengatasi kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko sarangan jantung.

Baca juga:
Hari Hipertensi Sedunia: Ketahui Sayuran Peredam Hipertensi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

4 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

Meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.


Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

9 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

10 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

20 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.


Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

27 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

Libur panjang tidak harus selalu dihabiskan dengan berjalan-jalan, kadang-kadang perlu bagi kita untuk istirahat sejenak dan tidur lebih nyenyak


Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

27 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia
Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang serius, ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine yang dialami RA Kartini.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

30 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

30 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

37 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?


Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

40 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

Diagnosis dini autoimun pada anak penting agar pengobatan dan terapi bisa dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.