Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berbagai Alasan Pengidap Hipertensi Lalai Minum Obat dan Apa Penyebabnya

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menunjukkan hanya 54 persen penderita hipertensi yang rutin minum obat anti-hipertensi. Sebanyak 32,27 persen tidak rutin minum obat, dan 13,33 persen malah tidak pernah minum obat sama sekali.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Devie Caroline mengatakan, hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang kronis dan merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskulas, cerebrovaskular, dan penyakit ginjal. "Salah satu target global untuk non-communicable diseases adalah menurunkan prevalensi hipertensi sebesar 33 persen dari 2010 ke 2030," kata Devie dalam diskusi daring Hari Hipertensi Sedunia yang diperingati setiap 17 Mei bersama Omron, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada Jumat, 20 Mei 2022.

Devie yang praktik di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya, dan Rumah Sakit Bunda, Sidoarjo, ini menunjukkan fakta lain tentang hipertensi.

Fakta tentang hipertensi di dunia

  • Sekitar 1,28 miliar orang berusia 30-79 tahun mengidap hipertensi
  • Sekitar 46 persen orang dewasa dengan hipertensi tersebut tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi
  • Sebanyak 42 persen penderita hipertensi itu terdiagnosis dan mendapat terapi
  • Sebanyak 1 dari 5 orang dewasa atau 21 persen pengidap hipertensi tidak terkontrol dengan baik

Diskusi daring peringatan Hari Hipertensi Sedunia bersama Omron, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada Jumat, 20 Mei 2022. (kiri ke kanan) Ketua Panitia Pendidikan Masyarakat, Riana Handayani; Sekretaris Jenderal YJI, Widiyanti Putri; Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe; Spesialis Jantung Devie Caroline; Marketing Manager Omron Healthcare Indonesia, Herry Hendrayadi; Ketua Pokja Hipertensi Perki, Badai Bhatara; Ketua PP Perki, Isman Firdaus.

Alasan tidak minum obat hipertensi

Di Indonesia, ada berbagai alasan pengidap hipertensi tidak minum obat:

  1. Penderita hipertensi merasa sehat (59,8 persen)
  2. Kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan (31,3 persen)
  3. Minum obat tradisional (14,5 persen)
  4. Menggunakan terapi lain (12,5 persen)
  5. Lupa minum obat (11,5 persen)
  6. Tidak mampu membeli obat (8,1 persen)
  7. Khawatir efek samping obat (4,5 persen)
  8. Obat hipertensi tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2 persen)

"Pengidap hipertensi yang tidak patuh minum obat meningkatkan risiko tekanan darah yang tidak terkontrol hingga komplikasi kardiovaskular, seperti stroke, penyakit jantung iskemik, dan menjaid beban sosial-ekonomi keluarga," ujar Devie Caroline. Kepatuhan minum obat, menurut dia, juga dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya nilai sosial dan kebudayaan.

Pengaruh kepatuhan minum obat

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menggarisbawahi faktor-faktroi yang mempengaruhi kepatuhan minum obat:

  • Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesehatan
    Dalam faktor ini, Devie Caroline mengatakan, banyak orang yang tak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi. "Karena hipertensi biasanya tidak bergejala dan manifestasi gejala akibat hipertensi tidak terkontrol biasanya tidak muncul segera," ujarnya.

  • Faktor yang berhubungan dengan pasien
    Devie Caroline berharap semakin banyak orang yang memahami apa itu hipertensi, bagaimana mencegah, dan mengendalikannya. Penting juga sistem pendukung dari pasien, terutama keluarga, motivasi untuk tetap sehat sehingga patuh pada proses pengobatan.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

  • Faktor yang berhubungan dengan sosial ekonomi
    Faktor sosial ekonomi dapat mempengaruhi diagnosis dan terapi hipertensi. "Juga kemampuan pasien untuk pendapatkan terapi hipertensi secara rutin," ujarnya. Faktor sosial ekonomi pada pengidap hipertensi ini berhubungan dengan tingkat pendidikan, status pekerjaan, literasi kesehatan, kemampuan finansial, dan akses ke fasilitas kesehatan.

  • Faktor yang berhubungan dengan sistem kesehatan
    Berdasarkan beberapa penelitian, pengidap hipertensi lalai minum obat karena berbagai sebab. Di antaranya, kurangnya jaminan kesehatan, waktu yang lama untuk ke rumah sakit, dan komunikasi yang kurang antara petugas kesehatan dengan pasien.

  • Faktor yang berhubungan dengan terapi
    "Yang dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan, salah satunya adalah terapi hipertensi itu sendiri," kata Devie Caroline. Pasien hipertensi cenderung lalai minum obat apabila mengalami toleransi pengobatan yang rendah, efek samping pengobatan yang serius, dan regimen pengobatan yang kompleks, seperti frekuensi minum obat yang terlalu sering, jumlah obat yang banyak, dan durasi pengobatan yang memakan waktu lama.

Devie Caroline mengatakan, tanggung jawab kepatuhan minum obat ada pada pasien, penyedia layanan kesehatan, dan sistem pelayanan kesehatan yang memadai. "Ada banyak strategi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan, salah satu yang penting adalah edukasi pasien terhadap pentingnya terapi hipertensi dan mencegah komplikasi jangka panjang," ujarnya.

Baca juga:
Hari Hipertensi Sedunia, Lebih dari 57 Ribu Orang Terkena Hipertensi Setiap Hari

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

7 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.


Waspada Resistensi, Pasien Tuberkulosis Harus Tetap Minum Obat Teratur Saat Ramadan

24 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Waspada Resistensi, Pasien Tuberkulosis Harus Tetap Minum Obat Teratur Saat Ramadan

Jangan sampai obat tuberkulosis terputus. Waspada penyakitnya tidak akan sembuh dan mungkin dapat terjadi resistensi antibiotik.


Manfaat Baik Jalan Cepat 11 Menit Setiap Hari, Kurangi Stres Hingga Kontrol Tekanan Darah

28 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Manfaat Baik Jalan Cepat 11 Menit Setiap Hari, Kurangi Stres Hingga Kontrol Tekanan Darah

Sebuah studi dari British Journal of Sports Medicine menyebutkan satu dari sepuluh kematian dini dapat dicegah dengan jalan cepat selama 11 menit.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

30 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Dokter Sebut Manfaat Tidur Siang bagi Otak dan Tekanan Darah

32 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Meruyert Gonullu
Dokter Sebut Manfaat Tidur Siang bagi Otak dan Tekanan Darah

Praktisi kesehatan menjelaskan tidur siang yang berkualitas banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Berikut di antaranya.


Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

34 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Ada beberapa cara penting untuk mencegah penyakit ginjal sejak dini. Salah satu yang utama adalah dengan hindari konssumsi makanan tinggi natrium.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

35 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Anjuran Puasa Ramadan yang Aman buat Pemilik Komorbid

36 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Anjuran Puasa Ramadan yang Aman buat Pemilik Komorbid

Pemilik komorbid harus memperhatikan pola konsumsi obat sebelum dan sesudah makan besar saat puasa Ramadan.