Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Kanker Darah Myeloma, Penyakit yang Diderita Fahmi Idris Sejak 2014

Reporter

image-gnews
Fahmi Idris. ANTARA/HO-Arya
Fahmi Idris. ANTARA/HO-Arya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Fahmi Idris, meninggal pada Ahad, 22 Mei 2022. Fahmi mengembuskan napas terakhir di ICU Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pukul 10.00 WIB. Keluarga menyebut, Fahmi Idris telah berjuang melawan kanker darah myeloma sejak 2014.

Lalu, Apakah itu kanker darah myeloma?

Mengutip dari Mayo Clinic, kanker darah myeloma atau disebut juga dengan multiple myeloma adalah kanker yang terbentuk di dalam sel darah putih atau sel plasma. Dalam kondisi normal, sel plasma membantu tubuh melawan infeksi dengan membuat antibodi untuk menyerang kuman atau virus. Saat benda asing, baik bakteri ataupun virus, masuk ke tubuh, sel darah putih akan menyerang patogen tersebut. Biasanya ditandai dengan tubuh demam.

Namun, ketika jumlahnya berlebihan, sel plasma justru menyebabkan masalah. Pada kasus multiple myeloma, sel plasma kanker menumpuk di sumsum tulang dan mengeluarkan sel darah sehat. Alih-alih menghasilkan antibodi, sel kanker menghasilkan protein abnormal yang dapat menyebabkan komplikasi. Myeloma umumnya jarang terjadi, tetapi angka kematian akibat penyakit ini tergolong tinggi.

Ada lima jenis Imunoglobulin dalam tubuh manusia, yaitu Imunoglobulin G, M, A, D, dan E. Pada pasien myeloma, kanker darah disebabkan meningkatnya kadar salah satu Imunoglobulin. Peningkatan secara signifikan tersebut membuat daya tahan tubuh turun. Akibatnya pasien mudah terkena infeksi yang dapat berujung kematian. Sekitar 60 persen myeloma yang ditemukan disebabkan oleh naiknya kadar Imunoglobulin G.

Menurut dokter di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Toman L. Toruan, myeloma umumnya terjadi pada seseorang dengan usia lanjut. Puncaknya pada usia 65 hingga 74 tahun, dan diikuti kelompok usia 75 hingga 84 tahun. Jumlah kasus baru per tahun mencapai 14.600 dengan angka kematian mencapai 11.000 per tahun. Berdasarkan data Globocan 2018, di Indonesia, jumlah kasus baru myeloma pada tahun 2018 sebanyak 2.717 kasus. Kanker darah lebih sering menyerang laki-laki, dengan insiden per tahun per 100 ribu penduduk adalah 6,7 laki-laki dan 4,1 perempuan.

Mengutip dari laman Cancer Council Australia, tidak diketahui secara pasti penyebab penyakit kanker darah. Tapi diduga ada pengaruh dari paparan radiasi yang intens, kontak berulang dalam waktu lama dengan zat kimia berupa benzena, pestisida, dan pupuk kimia, serta bisa juga karena faktor keturunan.

Toman mengatakan, meski sama-sama kanker darah, myeloma tak sepatah leukimia. Namun penyakit ini tak memiliki gejala khusus atau tanda-tanda pada usia yang lebih muda. “Ada pasien yang baru merasakan gejalanya setahun sebelumnya, yakni sakit pinggang. Tapi secara umum tak ada gejala spesifik,” kata pria yang mengenyam pendidikan dokter di Universitas Indonesia itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski tak ada gejala khusus, tanda yang sering ditemukan pada myeloma ada empat macam, disingkat menjadi CRAB, yakni hyperCalcemia, Renal impairment, Anemia, dan Bone involvement. Hypercalcemia atau hiperkalsemia merupakan kondisi di mana kadar kalsium darah meningkat lebih dari normal, kerap kali melebihi 10 mg/dL pada penderita myeloma, dan biasanya karena ada tulang yang keropos.

Renal impairment atau gangguan ginjal merupakan kondisi fungsi ginjal menurun akibat penumpukan Imunoglobulin atau protein lain. Sehingga menyebabkan ginjal tak bisa menyaring darah, akibatnya kadar kreatinin darah meningkat. Anemia adalah penurunan kadar Hb akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang akibat adanya sel myeloma dalam sumsum. Sementara Bone involvement merupakan kondisi tulang mulai menipis atau keropos, sehingga sering menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini bisa menyerang semua tulang manusia.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris Meninggal Setelah Dirawat di ICU

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

7 jam lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Daftar Pemain Jakarta LavAni Allo Bank Electric untuk Proliga 2024, Juara Bertahan Tak Banyak Perubahan

1 hari lalu

Jakarta Lavani Allo Bank menjuarai Proliga 2023. (PBVSI/Proliga)
Daftar Pemain Jakarta LavAni Allo Bank Electric untuk Proliga 2024, Juara Bertahan Tak Banyak Perubahan

Tim Susilo Bambang Yudhoyono menatap Proliga 2024 dengan nama baru, Jakarta LavAni Allo Bank Electric, usai menggandeng PLN sebagai sponsor.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

1 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

1 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

2 hari lalu

 Kereta Cepat Jakarta Surabaya Buatan Anak Bangsa. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)
Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

4 hari lalu

SBY menjamu dua pemain asing Lavani, Renan Buiatti dan Mohammad Reza Beik, dan pelatih Nicolas Vives di kediamannya, Rabu malam, 17 April 2024. (Instagram/@lavani-forever)
Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

Langkah SBY menjamu dua pemain asingdan pelatih Lavani mendapat pujian dari netizen, dinilai akan berdampak positif bagi juara bertahan Proliga itu.


Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

5 hari lalu

Rekrutan anyar Jakarta LavAni, pemain outside hitter Mohammad Reza Beik saat mendapatkan sambutan dari pemilik klub Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/04/2024). (ANTARA/Instagram/Jakarta LavANi).
Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

Apa harapan pemilik klub Jakarta LavAni Allo Bank Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Renan Buiatti dan Reza Beik di Proliga 2024?


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

7 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.