Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian Ungkap Kaitan Asma dan Alergi dengan Penyakit Jantung

Reporter

image-gnews
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menunjukkan hubungan asma dan alergi terhadap ancaman penyakit jantung berisiko, seperti jantung koroner dan penyempitan arteri yang mengurangi aliran darah ke tungkai, stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lain. Jika memiliki penyakit asma atau alergi, Anda mungkin lebih mungkin terkena penyakit jantung dan beberapa obat dapat meningkatkan atau menurunkan risiko itu, sebut tinjauan baru dari uji klinis dan penelitian laboratorium.

"Banyak orang menganggap asma sebagai penyakit paru-paru. Tetapi ada hubungan penting antara asma dan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan banyak lagi," kata penulis studi terkait, Guo-Ping Shi, dari divisi edokteran kardiovaskular di Brigham and Women's Hospital di Boston.

Penulis tersebut mengklaim telah mempelajari area ini selama lebih dari 20 tahun. Bukti yang dilihat dari uji klinis serta penelitian dasar menunjukkan asma alergi sebagai faktor risiko penting yang perlu diwaspadai oleh dokter dan pasien saat mempertimbangkan risiko pribadi.

Tinjauan tersebut menjelaskan studi klinis yang menunjukkan hubungan antara asma dan ancaman kesehatan seperti penyakit jantung koroner dan aorta penyempitan arteri yang mengurangi aliran darah ke tungkai, stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lain.

"Laporan tersebut mencatat penumpukan jenis sel inflamasi tertentu di paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dapat menjelaskan hubungan antara asma dan penyakit kardiovaskular," tulis penelitian tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi yang diterbitkan di Nature Cardiovascular Research juga menguraikan studi klinis yang meneliti hubungan antara penyakit jantung dan alergi musiman, eksim alergi, serta alergi makanan dan obat yang parah. Tim juga meneliti bagaimana obat asma dapat mempengaruhi risiko penyakit jantung.

Albuterol inhalasi (sering digunakan untuk mengobati serangan asma akut), kortikosteroid inhalasi (seperti flutikason propionat dan budesonida), dan pengubah leukotrien (seperti montelukas) tampaknya mengurangi risiko penyakit jantung, menurut penelitian. Namun, kortikosteroid oral dan intravena seperti prednison tampaknya meningkatkan risiko.

Ada hasil yang beragam untuk antibodi anti-asma seperti omalizumab dengan satu penelitian menemukan peningkatan risiko dan yang lain menunjukkan pengurangan risiko atau tidak ada efek.

Baca juga: Pentingnya Identifikasi Dini Pasien Gagal Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

1 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

3 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

9 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

10 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

13 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

13 hari lalu

Varises. Usaveinclinics.com
Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

16 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.