TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menunjukkan hubungan asma dan alergi terhadap ancaman penyakit jantung berisiko, seperti jantung koroner dan penyempitan arteri yang mengurangi aliran darah ke tungkai, stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lain. Jika memiliki penyakit asma atau alergi, Anda mungkin lebih mungkin terkena penyakit jantung dan beberapa obat dapat meningkatkan atau menurunkan risiko itu, sebut tinjauan baru dari uji klinis dan penelitian laboratorium.
"Banyak orang menganggap asma sebagai penyakit paru-paru. Tetapi ada hubungan penting antara asma dan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan banyak lagi," kata penulis studi terkait, Guo-Ping Shi, dari divisi edokteran kardiovaskular di Brigham and Women's Hospital di Boston.
Penulis tersebut mengklaim telah mempelajari area ini selama lebih dari 20 tahun. Bukti yang dilihat dari uji klinis serta penelitian dasar menunjukkan asma alergi sebagai faktor risiko penting yang perlu diwaspadai oleh dokter dan pasien saat mempertimbangkan risiko pribadi.
Tinjauan tersebut menjelaskan studi klinis yang menunjukkan hubungan antara asma dan ancaman kesehatan seperti penyakit jantung koroner dan aorta penyempitan arteri yang mengurangi aliran darah ke tungkai, stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lain.
"Laporan tersebut mencatat penumpukan jenis sel inflamasi tertentu di paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dapat menjelaskan hubungan antara asma dan penyakit kardiovaskular," tulis penelitian tersebut.
Baca juga:
Studi yang diterbitkan di Nature Cardiovascular Research juga menguraikan studi klinis yang meneliti hubungan antara penyakit jantung dan alergi musiman, eksim alergi, serta alergi makanan dan obat yang parah. Tim juga meneliti bagaimana obat asma dapat mempengaruhi risiko penyakit jantung.
Albuterol inhalasi (sering digunakan untuk mengobati serangan asma akut), kortikosteroid inhalasi (seperti flutikason propionat dan budesonida), dan pengubah leukotrien (seperti montelukas) tampaknya mengurangi risiko penyakit jantung, menurut penelitian. Namun, kortikosteroid oral dan intravena seperti prednison tampaknya meningkatkan risiko.
Ada hasil yang beragam untuk antibodi anti-asma seperti omalizumab dengan satu penelitian menemukan peningkatan risiko dan yang lain menunjukkan pengurangan risiko atau tidak ada efek.
Baca juga: Pentingnya Identifikasi Dini Pasien Gagal Jantung