Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perlunya Orang Tua Antisipasi Perundungan Anak di Dunia Maya

Reporter

image-gnews
Cyber bullying
Cyber bullying
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perundungan di dunia maya atau cyber bullying sebagai migrasi bentuk dari perundungan dunia nyata amat membahayakan para remaja. Perundungan di dunia maya pada akhirnya bisa bermutasi lagi menjadi konflik dan kekerasan di dunia nyata.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Dr. Oktavina Anggraini, meminta para orang tua mengantisipasi potensi perundungan anak di media sosial.

"Orang tua harus hadir, cepat, dan sigap membantu mengatasi dan menyelamatkan perundungan di media sosial," katanya.

Ia menuturkan para remaja korban perundungan di dunia maya yang tidak mau membuka kasusnya kepada keluarga maupun publik bisa berdampak serius pada mental.

"Efek membiarkan kasus yang menimpa adalah derita pada diri remaja yang menjadi korban kejahatan tersebut. Situasi ini sesungguhnya bukan persoalan sederhana, sebaliknya ini situasi yang sangat sulit bagi mereka," ujarnya.

Menurutnya, ada tiga bentuk dampak yang biasanya dirasakan korban perundungan, yakni dampak psikis, fisik, dan psikososial. Dampak psikis ringan seperti cemas, takut, sedangkan dampak berat seperti depresi dan keinginan untuk bunuh diri.

"Dampak fisik sebagai rentetan dari psikis, penderita akan pusing, asam lambung naik, sulit tidur, dan gangguan pencernaan. Dampak berikutnya bersifat psikososial, anak malas belajar, prestasi menurun, bahkan enggan pergi ke sekolah karena merasa telah dikucilkan teman-temannya," ujarnya.

Karena itu, orang tua harus sigap ketika menghadapi anak sendiri maupun anak orang lain yang menjadi korban perundungan di media sosial, seperti mendokumentasikan bukti perundungan dengan cara tangkapan layar, menyimpan pembicaraan, memblokir akun pelaku perundungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada proses penyelamatan dan identifikasi kejadian itu, kita jangan membalas obrolan. Lakukan saja menyembunyikan komentar yang sekiranya tidak pantas. Ketika pelaku perundungan teman sekolah, orang tua bisa bekerja sama dengan guru dan komite sekolah untuk mengatasi hal ini," jelasnya.

Peran lain yang sangat penting, orang tua harus membangkitkan kepercayaan diri anak korban perundungan siber agar mau kembali bersekolah dan bersemangat berprestasi seperti sebelumnya. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan literasi media sosial kepada anak daripada melarang menggunakan internet.

Dalam memainkan peran tersebut, ia menuturkan para orang tua perlu mempelajari UU Nomor 19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU Nomor 35/2014 tentang Perlindungan Anak. Mengutip data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2019, Oktavina menyebutkan, frekuensi tindak perundungan di media sosial masuk kategori masif. Tercatat sebanyak 49 persen dari pengguna siber yang tercatat, 150.000.000 lebih mengalami perundungan.

"Maknanya pengguna siber yang mengalami perundungan sangat banyak," katanya.

Menurutnya, para korban cenderung mencari aman dengan memilih diam dan enggan melaporkan. "Dari 49 persen yang mengalami perundungan, sebanyak 37,5 persen memilih untuk membiarkan tindakan tersebut," ujarnya.

Baca juga: Korban Cyberbullying Rentan Bunuh Diri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

1 jam lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

2 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

5 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

12 hari lalu

Unggahan BEM UI di Instagram pad 26 Maret 2024. Instagram/bemui_official
BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.


Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

14 hari lalu

Pembeli membeli takjil untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan di Jalan Panjang, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Pedagang takjil disini menjadi alternatif warga Jakarta dan sekitarnya yang mencari beraneka ragam hidangan berbuka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/Fajar Januarta
Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

Media sosial sedang diramaikan dengan istilah war takjil, war telur, dan war tiket belakangan ini. Begini maksudnya.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

17 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

18 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

19 hari lalu

Ilustrasi plagiat
Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

FEB Unair menyatakan telah bertindak proaktif dalam kasus plagiarisme atau penjiplakan tugas mata kuliah oleh mahasiswanya yang bernama Safrina.


Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

20 hari lalu

Universitas Airlangga. Foto : Unair
Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

Safrina mahasiswa Unair viral di medsos karena plagiarisme tugas mata kuliah mingguan.