Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proses Sunat Tak Lagi Menakutkan, Cepat dan Lebih Aman

Reporter

image-gnews
Petugas medis dari Rumah Sunat dr Mahdian bersiap mengkhitan di rumah pasien di Gaga, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten, Jumat 8 Mei 2020. Selama masa pandemi COVID-19 penyedia layanan khitan tersebut melakukan praktik langsung ke rumah pasien dengan menggunakan standar alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mendukung pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas medis dari Rumah Sunat dr Mahdian bersiap mengkhitan di rumah pasien di Gaga, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten, Jumat 8 Mei 2020. Selama masa pandemi COVID-19 penyedia layanan khitan tersebut melakukan praktik langsung ke rumah pasien dengan menggunakan standar alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mendukung pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Metode sunat semakin maju dan minim risiko serta rasa sakit sehingga lebih aman buat anak-anak dan dewasa. Spesialis bedah saraf dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf, Mahdian Nur Nasution, memperkenalkan teknologi sunat atau khitan dengan metode laser yang prosesnya memakan waktu 3 menit.

Metode sunat laser yang diklaim pertama di Indonesia ini menggunakan teknologi Optical Microwave Amplification by the Stimulated Emission of Radiation (MASER) dari Jerman.

"Teknologi ini memiliki prinsip dasar mengalirkan gelombang elektromagnetik melalui fiber optik yang diproses melalui generator sehingga memiliki efek potong yang presisi dan tanpa luka bakar," kata Mahdian.

Ia menjelaskan anggapan tentang sunat laser yang selama ini beredar sebetulnya tidak memakai alat laser melainkan elektrokauter yang tidak menggunakan sinar dan berisiko. Alat ini mengeluarkan panas yang berisiko menimbulkan luka bakar. Jika mengenai saraf dampaknya dapat berbahaya karena mengganggu fungsi penis.

Ia mengatakan teknologi laser yang dulu disebut MASER ini sebenarnya menggunakan sinar laser, menggunakan panjang gelombang tertentu, sinarnya fokus pada titik tertentu alias presisi, mengeluarkan cahaya dengan intensitas tinggi, dan tidak menyebabkan luka bakar. Laser sebelumnya sudah dipakai di dunia medis untuk pengobatan kelainan kulit, batu ginjal, operasi mata, hingga tumor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teknologi ini dipakai Mahdian karena punya risiko komplikasi yang minimal dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Dengan waktu tindakan kurang dari tiga menit, tanpa jahitan, perdarahan relatif minimal, hingga hampir tanpa perdarahan, sunat dengan metode laser disebut tanpa rasa nyeri dan proses penyembuhan pun lebih cepat.

Pada kondisi normal, luka bisa sembuh selama 3-5 hari, terutama bila tak ada inflamasi berlebihan. Jika perawatan pascasunat tidak baik, misalnya bagian yang disunat terkena debu atau kotor serta disentuh-sentuh, penyembuhan bisa lebih lama. Namun, pada umumnya anak yang sudah dikhitan dengan metode ini bisa langsung beraktivitas pada hari berikutnya. Setelah sunat, disarankan untuk kontrol kembali agar tenaga medis bisa memeriksa bekas luka khitan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Periode 2018-2021, dr. Daeng Mohammad Faqih, mengatakan metode ini merupakan terobosan mutakhir yang patut diacungi jempol karena memberikan rasa aman terhadap pasien.

Baca juga: 3 Pilihan Metode Sunat yang Orang Tua Perlu Tahu sebelum Menyunatkan Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pria di Tangsel Bakar Diri di Depan SPBU, Diduga Masalah Keluarga

11 hari lalu

Tempat kejadian seorang pria bakar diri di SPBU, Pondok Kacang, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Pria di Tangsel Bakar Diri di Depan SPBU, Diduga Masalah Keluarga

Pada saat polisi datang ke TKP, pria bakar diri itu langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.


Anak yang Dibakar Ayahnya di Ternate karena Seharian Tidak Pulang Akhirnya Meninggal

17 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Anak yang Dibakar Ayahnya di Ternate karena Seharian Tidak Pulang Akhirnya Meninggal

Polisi sudah menetapkan Iwan Hasan, ayah kandung korban, sebagai tersangka kasus ayah bakar anak dan telah ditahan di tahanan Polres Ternate.


Kena Teko Panas saat Pesawat Turbulensi, Penumpang Gugat Maskapai Penerbangan

34 hari lalu

Ilustrasi turbulensi pesawat. Shutterstock
Kena Teko Panas saat Pesawat Turbulensi, Penumpang Gugat Maskapai Penerbangan

Korean Air berhenti menyajikan mi instan kepada penumpang kelas ekonomi karena khawatir ada penumpang yang tersiram air panas jika turbulensi.


Korban Penyiraman Air Keras di Cengkareng Alami Luka Bakar 90 Persen

38 hari lalu

Pelaku penyiraman air keras di Cengkareng inisial JJ alias A (18 tahun) ditampilkan saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis, 5 September 2024. Sumber: Polres Metro Jakarta Barat
Korban Penyiraman Air Keras di Cengkareng Alami Luka Bakar 90 Persen

Korban disiram air keras saat membonceng istrinya. Pelaku merupakan rekan kerja


Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

39 hari lalu

Rebecca Cheptegei dari Uganda selama final maraton putri Atletik Kejuaraan Atletik Dunia di Pusat Atletik Nasional, Budapest, Hungaria, 26 Agustus 2023.REUTERS/Dylan Martinez
Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

Pelari olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei meninggal pada usia 33 tahun karena kegagalan beberapa organ setelah menderita luka bakar 80 persen


Benarkah Merendam Kaki Bisa Redakan Migrain? Pakar Beri Jawaban

43 hari lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Benarkah Merendam Kaki Bisa Redakan Migrain? Pakar Beri Jawaban

Hanya merendam kaki saja tidak cukup untuk mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala pada penderita migrain. Berikut penjelasannya.


Kebakaran di Palmerah Hanguskan 5 Rumah, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta

59 hari lalu

Sebanyak lima rumah di Gg. RS Pelni, RT 09/01, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, ludes terbakar pada Jumat pagi, 16 Agustus 2024. Dok. Gulkarnat Jakarta Barat
Kebakaran di Palmerah Hanguskan 5 Rumah, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta

Sebanyak 18 unit mobil pemadam kebakaran dan 95 personel Damkar dikerahkan untuk mengatasi api yang menghanguskan area seluas 300 meter persegi itu.


Horor di Penjara Israel Terkuak: Penyiksaan, Kelaparan, Penelantaran

30 Juli 2024

Penjara Raymon di Be'er Sheva, Israel.[presstv]
Horor di Penjara Israel Terkuak: Penyiksaan, Kelaparan, Penelantaran

Seorang pengacara yang berkunjung sebuah penjara Israel di Ramallah itu, melaporkan perlakuan buruk yang sistematis terhadap tahanan Palestina.


Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Disadari

29 Juli 2024

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Disadari

Masalah psikologis seperti stres yang tak terkontrol atau kecemasan justru menjadi pemicu paling umum disfungsi ereksi. Ini sebabnya.


Sebagian Besar dari 87 Korban Luka dalam Serangan Israel ke Hodeidah Yaman Alami Luka Bakar

21 Juli 2024

Asap dan api mengepul dari Pelabuhan Hodeidah usai serangan udara Israel di Yaman, 20 Juli 2024. Ledakan besar terjadi di Pelabuhan Hodeida, Yaman yang dikuasai Houthi. Houthi Media Centre/Handout via REUTERS
Sebagian Besar dari 87 Korban Luka dalam Serangan Israel ke Hodeidah Yaman Alami Luka Bakar

Serangan Israel ke Hodeidah Yaman menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai 87 orang, yang sebagian besar mengalami luka bakar.