TEMPO.CO, Jakarta - Ekstrovert digambarkan sebagai orang suka berinteraksi dalam banyak kegiatan sosial. Mengutip Healthline pada 1960-an, psikolog Carl Jung pertama kali menggambarkan introvert dan ekstrovert ketika membahas elemen kepribadian.
Ia menggolongkan dua tipe itu untuk menemukan sumber energi kepribadian itu. Singkatnya, Jung berpendapat ekstrovert diberi energi oleh orang banyak dan interaksi di luar. Introvert membutuhkan waktu sendiri untuk pulih dan mereka cenderung pendiam saat bertemu dengan orang lain.
Ciri kepribadian ekstrovert
1. Menikmati keadaan sosial
Orang dengan kecenderungan ekstrovert sering menjadi pusat perhatian dan menyukainya. Mereka berkembang dalam situasi dan mencari rangsangan sosial. Ekstrovert sering tidak takut untuk memperkenalkan diri kepada orang baru.
2. Tidak suka sendirian
Terlalu banyak waktu sendirian menguras energi alami orang ekstrovert. Mereka mengisi ulang energi dengan berada di sekitar orang lain.
3. Berkembang di sekitar orang-orang
Ekstrovert merasa nyaman dalam kelompok besar. Orang ekstrovert bermungkinan menjadi barisan depan kelompok acara. Mereka mungkin menjadi pemimpin kelompok untuk kegiatan akhir pekan atau acara sosial lainnya. Orang ekstrovert jarang menolak undangan pernikahan, pesta, dan pertemuan lainnya.
4. Berteman dengan banyak orang
Ekstrovert mudah mendapat teman baru. Itu karena orang ekstrovert menikmati energi orang lain. Ekstrovert juga cenderung memiliki jejaring sosial yang besar dan banyak kenalan. Demi mengejar minat dan aktivitas baru, ekstrovert sering ingin memperluas lingkaran sosial mereka.
5. Suka membicarakan masalah atau pertanyaan
Ekstrovert tidak keberatan membicarakan masalahnya kepada orang lain untuk diskusi dan bimbingan. Ekstrovert cenderung bersedia untuk mengekspresikan diri secara terbuka dan memperjelas preferensi atau pilihan mereka.
6. Bergaul
Ekstrovert sering digambarkan sebagai orang yang mudah bergaul. Mereka tidak cenderung memikirkan masalah atau merenungkan kesulitan. Sementara mereka mengalami kesulitan dan masalah seperti orang lain, ekstrovert sering kali lebih bisa membiarkannya berlalu begitu saja.
7. Menantang risiko
Ekstrovert mungkin terlibat dalam perilaku berisiko. Beberapa teori menjelaskan, pikiran ekstrovert terhubung untuk memberi penghargaan jika itu berjalan dengan baik. Dikutip dari publikasi berjudul Neurobiology of the structure of personality: dopamine, facilitation of incentive motivation, and extraversion, ekstrovert mungkin lebih berani mengambil risiko karena manfaatnya adalah lonjakan zat kimia yang merangsang otak.
8. Fleksibel
Ekstrovert sering beradaptasi dengan situasi apa pun dan inovatif ketika masalah muncul. Tidak semua ekstrovert membutuhkan rencana tindakan sebelum memulai sebuah kegiatan, merencanakan liburan, atau melakukan tugas apa pun bisa dengan keputusan spontan.
YOLANDA AGNE
Baca: 3 Hambatan yang Bakal Dihadapi Pasangan Introvert dan Ekstrovert
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.