TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar kata sunat mungkin menyeramkan buat anak laki-laki. Tugas orang tua adalah mempersiapkan agar ia siap mental untuk menjalani prosedur yang dikaitkan dengan agama tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
"Penting sekali mempersiapkan agar anak tak takut disunat," kata dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf sekaligus pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian, Mahdian Nur Nasution.
Pemilik 31 cabang klinik sunat di berbagai kota itu menuturkan Indonesia dan Malaysia punya kemiripan soal usia yang tepat menyunat anak, yakni sebelum akil balig, antara 5-13 tahun. Ini berbeda dengan apa yang terjadi di negara Barat, di mana proses khitan biasa dilakukan saat bayi atau justru waktu sudah dewasa demi alasan kesehatan.
"Di Indonesia bisa jelang TK dan SD, kita perlu mengedukasi anak dan meyakinkan bahwa sunat bermanfaat, tidak sakit, sehingga mental anak siap," ujar Mahdian.
Ia mengajak orang tua memberi penjelasan yang menyeluruh dengan cara menyenangkan, termasuk apa saja prosedur yang akan dilakukan dan efek samping yang mungkin terjadi, seperti sedikit rasa nyeri akibat luka khitan. Anak-anak juga harus memahami perawatan yang harus dijalani setelah khitan. Buatlah anak-anak memahami sunat adalah hal yang bermanfaat untuknya hingga kelak ia ingin melakukannya atas kesadaran sendiri.
"Sekarang informasi sunat banyak di media sosial, orang tua bisa memilih video edukasi sunat biar tahu prosesnya," kata Mahdian.
Di sisi lain, teknologi metode sunat sudah semakin canggih sehingga anak laki-laki bisa menjalani prosesnya dengan lebih nyaman, berbeda dengan standar masa lalu di mana sunat identik dengan rasa sakit dan menyeramkan.
Klinik Sunat dr. Mahdian memperkenalkan teknologi sunat dengan metode laser yang prosesnya memakan waktu 3 menit. Metode sunat laser yang diklaim pertama di Indonesia ini menggunakan teknologi Optical Microwave Amplification by the Stimulated Emission of Radiation (MASER) dari Jerman.
Dengan waktu tindakan kurang dari 3 menit, tanpa jahitan, perdarahan relatif minimal, hingga hampir tanpa perdarahan, sunat dengan metode laser disebut tanpa rasa nyeri dan proses penyembuhan pun lebih cepat. Dulu, rata-rata anak laki-laki disunat saat libur sekolah karena proses pemulihan bisa memakan waktu berhari-hari. Teknologi mutakhir membuat anak yang disunat bisa beraktivitas secara normal lebih cepat.
"Tak perlu dijahit, sunat kini bisa dilakukan tanpa menunggu libur karena pemulihan lebih cepat," katanya.
Kendati demikian, ia mengingatkan anak yang baru disunat juga harus menjaga kebersihan agar luka khitan lekas sembuh dan tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan yang dapat menimbulkan benturan pada penis.
Baca juga: Umur yang Tepat untuk Sunat Anak