TEMPO.CO, Jakarta - Sunat memberikan manfaat untuk kesehatan dan kehidupan, salah satunya meningkatkan kualitas kehidupan seksual. Pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, mengatakan berdasarkan penelitian ditemukan fakta kepuasan seksual pasangan yang disunat lebih baik dibandingkan tidak disunat.
"Sampelnya diambil dari orang sebelum dan setelah disunat, secara subjektif dia merasa lebih baik kualitas seksualnya setelah disunat," kata Mahdian.
Selain soal kehidupan seksual, khitan bermanfaat untuk menghindari risiko infeksi dan penyakit dari sisa kotoran yang terkumpul di kulup atau preputium. Ketika ada tumpukan kotoran di kulup pada penis yang belum disunat, kotoran itu bisa berpindah saat bersenggama dan menimbulkan risiko kanker serviks pada pasangan.
"Yang berisiko kena kanker itu perempuan. Kanker serviks saat diteliti pada pasangan yang suaminya tak disunat lebih tinggi. Dampak penyebabnya kotoran di lipatan kulit yang sulit dibersihkan, kalau disunat risiko berkurang," jelasnya.
Sunat juga mengurangi risiko penularan penyakit seperti HIV dan hepatitis karena risiko cedera dan iritasi luka pada penis saat berhubungan intim lebih besar pada orang yang belum disunat. Dengan berkurangnya risiko muncul luka, maka risiko penularan penyakit juga berkurang. Risiko tertular HIV berkurang hingga 70 persen pada pria yang dikhitan dan sunat menurunkan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan secara seksual.
Sirkumsisi pun bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit infeksi saluran kemih, yang salah satunya disebabkan oleh kuman di kulit penis. Anak tidak disunat bisa berisiko terkena ISK lebih besar 3-10 kali dibandingkan yang disunat pada tahun pertama kehidupan.
Baca juga: Saran Dokter agar Anak Tak Takut Disunat