TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang paling sering menyerang paru-paru. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13, menjadi yang paling banyak menyebabkan kematian.
Berikut fakta-fakta terkait penyakit menular tersebut yang perlu diketahui.
Mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis atau TBC menjadi pembunuh menular nomor dua setelah Covid-19 dan di atas HIV/AIDS. Pada 2020, sebanyak 1,5 juta orang meninggal dunia yang disebabkan penyakit tersebut. Lalu, diperkirakan ada 10 juta orang yang jatuh sakit, sekitar lebih dari 5 juta adalah pria, lebih dari 3 juta wanita, dan sisanya anak-anak.
Indonesia masuk dalam kasus tuberkulosis tinggi
Masih menurut data WHO yang diambil pada 2020. Indonesia masuk ke dalam delapan negara yang menyumbang sekitar dua pertiga dari total 86 persen kasus baru di antara 30 negara dengan beban tuberkulosis tinggi, bersanding dengan India yang memimpin, diikuti Cina, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
Penderita HIV lebih berisiko terkena tuberkulosis
Tuberkulosis sebagian besar menyerang orang dewasa di tahun-tahun paling produktif. Namun, semua kelompok umur berisiko. Lebih dari 95 persen kasus dan kematian terjadi di negara berkembang. Namun, orang yang terinfeksi HIV 18 kali lebih mungkin mengembangkan tuberkulosis aktif. Risiko tuberkulosis aktif juga lebih besar pada orang yang menderita kondisi lain yang merusak sistem kekebalan.
Batuk bisa jadi gejala TBC
Tuberkulosis dapat menyebabkan penyakit di bagian tubuh mana pun, tetapi paru-paru adalah bagian yang paling umum. Namun, Orang dengan TBC mungkin memiliki beberapa atau semua gejala seperti batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu dan tak kunjung membaik, mengalami demam, keringat malam, serta penurunan berat badan yang drastis. Selain itu, selalu merasa lelah, kehilangan selera makan, dan lain sebagainya.
Tuberkulosis menyebar melalui udara
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika orang dengan penyakit ini batuk, bersin, atau berbicara sebab dapat mengirimkan kuman ke udara. Dan ketika orang lain menghirup kuman ini, mereka bisa terinfeksi. Kebanyakan orang mendapatkan kuman TBC dari orang yang sering bersamanya, seperti anggota keluarga atau teman. Namun, tuberkulosis tidak menular melalui barang-barang rumah tangga, misalnya peralatan makan, pakaian, dan lainnya, sehingga tidak perlu menggunakan barang-barang rumah tangga yang terpisah.
DIAH RETNO ANDANI | WHO | NSW HEALTH
Baca juga: Ahli Paru di G20: Penanggulangan TBC Bisa Belajar dari Penanganan Covid-19