Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Lupakan Protein Saat Makan, Apa Saja Manfaatnya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaProtein merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, penyembuhan, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Karenanya, konsumsi protein menjadi salah satu nutrisi penting yang harus ada dalam menu sehari-hari. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unibebrsitas Indonesia, Sandra Fikawati, protein hewani dan nabati berfungsi untuk pertumbuhan dan penyembuhan, pembentukan organ tubuh, massa otot. “Penting untuk kita ketahui, fungsi protein hewani sangat signifikan terutama dalam tumbuh kembang anak karena sebagai zat penyusun dan pembangun sel-sel yang menyusun organ tubuh. Sumber utama protein hewani yang baik bisa didapat antara lain dari susu, telur, ikan, dan lain - lain,” ujar pakar yang karib disapa Prof Fika ini.

Lebih rinci Fika menyebutkan, pentingnya protein hewani karena asam amino esensialnya lebih lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang. Protein hewani berasal dari hewan yang memiliki kualitas protein lebih baik, karena ada asma amino esensial. Jadi protein itu ada senyawa kimia yang terdiri dari asam-asam amino fungsinya untuk pertumbuhan, membangun dan mengatur. “Tubuh memerlukan 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya asam amino esessial, yang didapat dari makanan yang mengandung protein hewani. Sisanya bisa dapat dari tubuh sendiri. Cara kerja asam amino esensial itu mendukung hormonal, termasuk hormon pertumbuhan,” katanya kemudian.

Menurutnya, sebagai salah satu sumber protein hewani yang baik, kandungan gizi pada susu lebih lengkap dibanding telur maupun ikan. Keunggulan lainnya, susu banyak difortifikasi dengan zat gizi yang tidak ada atau kurang misalnya fe (zat besi). Foritifikasi lain pada susu seperti vitamin A, D, fe, menjadikan kandungan gizi susu cukup lengkap. Pada umumnya selain juga praktis, dan susu bisa diminum tanpa atau dengan makanan pendamping apapun dan kapanpun.

Karena beragam gizi yang terdapat di dalam susu, sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan gizi di segala usia sejak masa kanak - kanak, dewasa hingga lansia. Kontribusi susu pada setiap fase kehidupan adalah dengan adanya protein, pada masa kanak – kanak, kebutuhan gizi ini fungsinya untuk kunci tumbuh kembang. Memasuki usia pra dan dewasa, kalsium dalam susu dibutuhkan untuk mencegah osteoporosis. Untuk sepanjang usia, susu juga mendukung daya tahan tubuh yang sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah terjadinya infeksi.

“Jadi dari usia dini, dewasa hingga lansia, pasti semua butuh susu karena kebutuhan gizi lengkap ada dalam susu.Oleh karena itu, peran keluarga sangatlah penting, karena jenis makanan yang dikonsumsi sangat tergantung pada pola makan yang diterapkan keluarga terutama ibu sebagai pengambil keputusan. Di sinilahpentingnya peran keluarga dalam hal ini orang tua untuk selalu menyediakan asupan gizi yang optimal pada untuk seluruh anggota keluarga,” ujar Fika.


Kurangnya protein hewani meningkatkan resiko terjadi Stunting

Program Coordinator Sekretariat Stunting INEY, Bappenas, Harris Rambey PhD, menyebutkan dalam masa tumbuh kembang anak, protein dibutuhkan untuk membangun kognitif, membangun sel-sel tubuh, pertumbuhan anak baik secara fisik maupun kecerdasannya. “Inilah konsep dasar tentang pentingnya asupan makanan yang mengandung tinggi protein. Dengan catatan ASI sudah eksklusif selama 6 bulan. Lalu dilanjutkan dengan tahap MPASI yang bergizi dan tinggi kandungan protein hewani seperti susu,” kata Harris.

Jika dibandingkan anak yang mengonsumsi susu dan protein hewani dengan anak yang tidak mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, risiko terkena stunting memang cukup besar bagi yang tidak atau kekurangan protein hewani dan susu.

Sesuai rekomendasi WHO maupun IDAI, dr Denta mengingatkan, usia 6 bulan pertama anak harus mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan lainnya. Setelah usia 6 bulan, kemudian mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) seperti protein hewani maupun nabati. Namun harus diingat bahwa prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung semua jenis zat gizi dari karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral.

Senada dengan itu, Fika menjelaskan ada sejumlah efek buruk ketika tubuh kekurangan asupan protein hewani, di antaranya tubuh akan kekurangan hormon pertumbuhan, gangguan regenerasi sel, sel tidak tumbuh dengan baik, belum lagi sistem kekebalan tubuh terganggu, jadi sering sakit, massa otot tidak bertambah. Itulah sebabnya susah berkembang atau bertumbuh kalau kekurangan protein hewani. Pada akhirnya berujung stunting dan terburuknya adalahgangguan kognitif. “Protein hewani penting dalam mencegah dan mengatasi stunting, meskipun tidak boleh juga diabaikan semua zat gizi mulai dari karbohidrat, lemak, dan mikronutrien, semua tetap diperlukan,” kata dokter Denta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menegaskan kembali ASI adalah asupan bayi yang wajib diberikan setelah lahir, setelah MPASI, maka bayi harus diberikan gizi yang lengkap dan seimbang. Mulai MPASI, susu bisa sebagai sumber protein hewani adalah pelengkap dan bisa dikombinasikan dengan makanan lain. Sumber protein hewani lainnya seperti daging, ikan, atau telur.

“Prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung juga karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral. MPASI tidak bisa menu tunggal. Misalnya hanya diberikan sayur atau buah saja. Tetap harus menu lengkap dengan tekstur yang disesuaikan usia anak. Oleh karena itu ada makanan pendamping ASI yang sudah difortifikasi dengan kandungan gizi lebih lengkap,” ungkap dr. Denta.

Solusi jitu cegah stunting dengan susu dan telur

Denta menambahkan bahwa stunting adalah hasil dari asupan gizi yang tidak mencukupi dalam waktu lama atau kondisi status gizi buruk yang dibiarkan dalam waktu lama. "Kalau gizi buruk biasanya berat badannya tidak bertambah, tetapi jika sudah stunting tinggi badannya pun ikut terpengaruh,” ujar Denta

Ia menegaskan dampak yang paling jelas dari stunting ini selain secara fisik anak jadi pendek, kerusakan akibat stunting pun sudah sampai ke otaknya. Jadi sulit dipulihkan lagi. Akan lebih sulit dikejar daripada gangguan pertumbuhan atau gangguan status gizi yang lain.

Jika selama hamil, asupan gizi dari ibu baik, maka bayi tidak mungkin kekurangan gizi. Setelah itu langsung diberikan ASI ekslusif 6 bulan, dilanjutkan MPASI. “Nah, di tahap MPASI ini bisanya terjadi masa kritis, atau risiko kekurangan gizi. Kebutuhan nutrisi di usia 6 bulan selepas ASI ekslusif ini meningkat. Orangtua harus bisa memenuhi kebutuhan gizi karena ada gap yang lebar antara kebutuhan nutrisi dan kebutuhan kalori yang tidak bisa dipenuhi dengan ASI saja. Jika gap ini tidak terpenuhi, maka tentu akan terjadi gangguan pertumbuhan, ganggun status gizi, dan bila dibiarkan saja tanpa intervensi, maka terjadilah stunting,” papar dr. Denta mengingatkan.

Prof Fika menambahkan, susu, telur dan ikan, mengandung protein hewani yang bagus untuk mencegah dan mengatasi stunting. Telur dan ikan bagus tapi kurang praktis dikonsumsi, mesti diolah dulu. "Sementara susu lebih praktis tinggal minum. Satu ekor ikan mengandung 7 gram protein, satu kotak susu mengandung minimal 6 gram protein," katanya.

“Tapi anak-anak seringkali tidak menghabiskan satu ekor ikan jadi asupan proteinnya mungkin saja cuma 1 gram, sementara satu kotak susu kemasan sedang bisa langsung habis sekali minum dapat 4 gram protein. Harganya pun sama dengan jajanan lain, jadi tidak benar kalau dibilang susu itu mahal,” kata Fika.

Baca: Manfaat Makan Telur, Salah Satunya untuk Kesehatan Mata

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

16 hari lalu

Ilustrasi anak bermain mainan atraktif bersama ibunya. shutterstock.com
Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

Dokter menyampaikan anak yang melakukan aktivitas fisik kurang lebih selama tiga jam sehari dapat berdampak positif pada stimulasi tumbuh kembang anak


Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

18 hari lalu

Hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif menghiasi kawasan di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?


Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

19 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.


5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

20 hari lalu

Ilustrasi kucing. Sumber: Unsplash/asiaone.com
5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.


Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

24 hari lalu

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.


3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

26 hari lalu

Aktivitas penjualan susu sapi yang disetor peternak di instalasi Persusuan Koperasi Unit Desa (KUD) Cepogo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 26 Oktober 2019.  Setelah disetor ke KUD susu yang terkumpul kemudian dipasok ke industri minuman susu di Salatiga. TEMPO/Bram Selo Agung Mardika
3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.


8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

27 hari lalu

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya. Foto: Canva
8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya.


Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

27 hari lalu

Ilustrasi telur. Sumber: iStock/foxnews.com
Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.


5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

27 hari lalu

Ilustrasi Anak Minum Susu/Istimewa
5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.